Bawaslu kembali merilis temuan indikasi pelanggaran kampanye partai politik hingga Selasa (25/3) kemarin. Bawaslu mencatat Partai Hanura paling banyak melanggar dengan 48 indikasi pelanggaran.

Partai Gerindra 'mendadak puitis' setelah Gubernur DKI Jokowi ditetapkan sebagai capres PDIP. Kini Gerindra kerap melempar sindiran-sindiran tajam yang dikemas dalam untaian kata-kata puitis untuk PDIP.

Waketum Gerindra Fadli Zon melempar puisi berjudul 'Air Mata Buaya' ke publik. Puisi itu kental dengan isyarat sindiran ke lawan politik. PDIP, yang akhir-akhir menjadi sasaran tembak Gerindra, menanggapi dingin puisi itu.

Politisi senior PDIP Hendrawan Supratikno menganggap Prabowo terlalu ambisius dan kader-kader Gerindra ngambek gara-gara Perjanjian Batu Tulis saat Megawati dan Prabowo berduet di Pilpres 2009.

Waketum Gerindra Fadli Zon melempar puisi berjudul 'Air Mata Buaya' ke publik. Puisi itu kental dengan isyarat sindiran ke lawan politik. PDIP, yang akhir-akhir ini menjadi sasaran tembak Gerindra, menanggapi dingin puisi itu.

Waketum Gerindra Fadli Zon melempar puisi berjudul 'Air Mata Buaya'. Puisi itu mengisahkan sosok pemimpin yang bicara kejujuran namun berdusta juga soal pemimpin yang bicara nasionalisme namun menjual aset negara.

Empat partai politik tingkat pusat dan provinsi melaksanakan kampanye di Bekasi, Kepulauan Seribu, Depok dan Tangerang.

"Seperti saudara ketahui, fokus saya adalah di sektor pertanian. Strategi saya, strategi dorongan besar, adalah mengenai menggunakan pertanian sebagai lokomotif penggerak ekonomi Indonesia," kata Prabowo.

Pada kampanye akbar Partai Gerindra, Prabowo Subianto menunggang kuda di depan ribuan simpatisan partainya. Capres dari PDIP mengaku tak perlu melakukan hal yang sama dalam kampanyenya. Kenapa?

Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto yakin dengan pemimpin yang bersih, jujur, cerdas, dan cinta tanah air, Indonesia bisa mulai bangkit. Bagi Prabowo, saat ini Indonesia menghadapi tanda-tanda menuju negara gagal.