Lebih seringnya, kecelakaan bukanlah kesalahan manusia (Man) semata, tetapi multifaktorial. Umumnya penyebab kecelakaan pesawat tidak berdiri sendiri.

Terlalu cepat untuk mengambil kesimpulan bahwa penyebab jatuhnya pesawat SSJ 100 adalah karena human error. Namun bila pilot dianggap dominan penyebabnya, bisa karena faktor kekurangsehatannya atau ketidaksigapan dalam membuat keputusan. Salah satu penyebab medisnya adalah disorientasi spasial.

Tim evakuasi udara yang dikendalikan TNI AU dan Basarnas hari ini berhasil membawa 6 kantung jenasah dari dasar jurang lokasi jatuhnya Sukhoi SuperJet 100. Buruknya cuaca pada hari ini menjadi kendala utama tim di lapangan.

Evakuasi korban Sukhoi SuperJet 100 di Gunung Salak terus dilakukan. Tiga kantong berisi jenazah diberangkatkan ke Halim Perdanakusumah dan akan langsung diidentifikasi di RS Polri.

Hari beranjak siang, sudah 8 kantong berisi jenazah korban Sukhoi tiba di Lanud Halim Perdanakusumah. Jenazah segera dibawa ke RS Polri.

Menteri Perhubungan EE Mangindaan dan Kabasarnas Marsekal Madya TNI Daryatmo meninjau langsung proses evakuasi korban Sukhoi. Mereka berdua naik helikopter TNI AU dari Landasan Udara Halim Perdanakusuma.

Tinggal 50 meter lagi, Tim SAR diharapkan tiba di lokasi jatuhnya Sukhoi Superjet 100 di lereng Gunung Salak. Namun, Basarnas tidak menjamin evakuasi selesai hari ini.

Tim SAR belum menemukan jenazah korban pesawat Sukhoi Superjet 100. Tim SAR yang sudah menyusuri Gunung Salak sejak Kamis (10/5/2012) baru tiba di posisi jatuhnya Sukhoi sekitar 50 meter lagi.

Pihak Kemenhub tidak melarang maskapai nasional untuk 'memborong' pesawat Sukhoi Superjet 100 (SSJ 100). Pemerintah tak mau campur tangan dalam pembelian pesawat asal Rusia ini.

Dua helikopter TNI AU sudah terbang menuju lokasi jatuhnya Sukhoi. Bila cuaca buruk, helikopter akan menepi ke helipad yang disiapkan di dekat posko utama pencarian.