Organisasi buruh dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menyeru Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar segara menuntaskan penyelidikan kasus penyekapan buruh pabrik panci di Kampung Bayur Opak, Lebak Wangi, Tangerang, Banten, Jumat pekan lalu.

Pemilik pabrik kuali yang melakukan perbudakan di Tangerang dinilai melakukan perbuatan sadisme dan premanisme yang harus diberantas. Kemenakertrans mengakui susah mengawasi pabrik karena letaknya yang cukup jauh.

Kemenakertrans membeberkan sejumlah pelanggaran kasus perbudakan di pabrik kuali, Tangerang, Banten. Pemilik pabrik kuali juga dijerat dengan sedikitnya 3 Undang-undang.

"Di sana Kapolseknya bilang, 'Gila kamu, Pak Yuki (pemilik pabrik kuali) orangnya baik, usahanya legal itu'," kata Sobri.

Pengungkapan dugaan praktik perbudakan di Sepatan Timur, Tangerang, membuat geger. Komnas HAM yang semula menerima laporan tersebut semula menganggap praktik tersebut mustahil ada di zaman seperti sekarang.

Praktik dugaan perbudakan yang terjadi di sebuah pabrik kuali di Tangerang, membuat geger. Kasus yang tidak jauh dari pusat kekuasaan pemerintah ini seolah menampar wajah Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Keberadaan pabrik kuali di Tangerang,sempat mendapat perhatian warga dan kepolisian setempat. Meski pernah ditegur aparat, namun pemilik pabrik tidak menerima teguran tersebut.

"Saat digerebek kelihatan langsung mereka dalam kondisi tertekan. Melihat polisi seperti orang asing," jelas Kasat Reskrim Polresta Tangerang Kompol Shinto Silitonga.

Polisi menetapkan dan menahan lima orang terkait dugaan penyekapan dan penyiksaan terhadap puluhan buruh di pabrik kuali di Tangerang. Dua tersangka lainnya masih dalam pengejaran aparat kepolisian.

Polisi menemukan sejumlah anak di bawah umur yang dipekerjakan secara paksa dan perlakuan tidak manusiawi di pabrik kuali di Kampung Bayur Opak RT 03/06, Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Tangerang.