Waketum Gerindra Fadli Zon melempar puisi berjudul 'Air Mata Buaya' ke publik. Puisi itu kental dengan isyarat sindiran ke lawan politik. PDIP, yang akhir-akhir ini menjadi sasaran tembak Gerindra, menanggapi dingin puisi itu.

Waketum Gerindra Fadli Zon melempar puisi berjudul 'Air Mata Buaya'. Puisi itu mengisahkan sosok pemimpin yang bicara kejujuran namun berdusta juga soal pemimpin yang bicara nasionalisme namun menjual aset negara.

Waketum Partai Gerindra Fadli Zon melempar puisi yang berisi sindiran tajam kepada sosok pembohong dan pendusta. Puisi tersebut diberi judul 'Air Mata Buaya'. Untuk siapa puisi ini diarahkan?

Kau bicara nasionalisme sambil jual aset negara//Kau bicara kedamaian sambil memupuk dendam//

Satu per satu bus TransJ yang kondisinya telah jelek, direkondisi. Saat ini bus hasil rekondisi telah beroperasi di koridor II dan VIII. Salah satu bus rekondisi itu bernomor PP 019 jurusan Harmoni-Lebak Bulus.

Bus TransJ bulukan sering kita jumpai berlalu lalang. UP TransJakarta meminta operator untuk memperbaiki dengan merekondisi bus-bus yang kondisinya mengenaskan itu.

Halte bus di Rawa Buaya, Jakarta Barat, rusak parah. Atapnya bolong-bolong. Kondisi ini membuat warga yang menanti bus kesayangannya tidak merasa nyaman.

Warga Kelurahan Makroman, Samarinda, Kalimantan Timur, digegerkan dengan masuknya 3 ekor buaya rawa ke pemukiman. Rabu pagi seekor buaya berhasil ditangkap sementara 2 buaya lain masih diburu warga. 

Judul di atas layak sekali memantik makian. Jokowi yang nyaris jadi Presiden Indonesia dalam pilpres tahun ini kok dibandingkan dengan Dino Patti Djalal, peserta Konvensi Demokrat yang namanya baru mulai merangkak naik. Itu sama saja ibarat 'cicak lawan buaya'.

Kalau Anda berencana liburan ke Medan, cobalah uji nyali masuk ke Penangkaran Buaya Asma Kumbang. Ada banyak buaya di sini dan ukurannya besar-besar. Melihatnya dari dekat saja, ngeri banget!