Pembatalan konser Lady Gaga yang seharusnya dilaksanakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta pada 3 Juni 2012 telah menimbulkan kekecewaan banyak pihak, mulai dari penggemar Gaga sendiri, penikmat musik secara keseluruhan, hingga para penganut kebebasan berekspresi dan berpendapat.

Setelah memberikan sinyal-sinyal pembatalan beberapa hari lalu dari Singapura, akhirnya pihak manajemen Lady Gaga secara resmi membatalkan konser di Jakarta yang rencananya akan digelar pada 3 Juni mendatang di Stadion Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta.

Sudah 95 persen proses perizinan dipegang promotor Big Daddy untuk konser Lady Gaga. Namun, disaat-saat akhir, begitu banyak ancaman keamanan sehingga kepolisian tak mengabulkan izin untuk keramaian itu.

Ratusan massa Front Pembela Islam (FPI) yang beraksi menolak konser Lady Gaga di Mabes Polri sudah bubar. Lalu lintas di lokasi kini tersendat.

Aksi longmarch ratusan anggota FPI berlanjut ke Mabes Polri. FPI meminta Polri tegas menolak rencana konser Lady Gaga di Gelora Bung Karno, Senayan pada 3 Juni.

Menteri Kordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto, tidak ambil pusing dirinya didemo oleh Front Pembela Islam (FPI) terkait polemik ijin konser Lady Gaga. Djoko enggan mengomentari aksi unjuk rasa tersebut.

Beberapa ormas Islam gelar aksi di halaman Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Jumat (25/5/2012). Aksi digelar sebagai bentuk penolakan penyanyi Lady Gaga untuk konser di Indonesia.

Ratusan orang dari FPI menggelar aksi longmarch menolak konser Lady Gaga. Dalam longmarch tersebut mereka mampir ke kantor Kemenko Polhukam untuk menyampaikan aspirasi penolakan itu.

Manajer Lady Gaga, Troy Carter, dalam acara Music Matters di Singapura, Kamis (24/5) menegaskan Gaga lebih memilih membatalkan konser daripada disensor. Promotor Lady Gaga di Indonesia, Big Daddy, menegaskan sampai saat ini tidak ada kepastian tentang pembatalan konser.

Protes Front Pembela Islam (FPI) terhadap konser Lady Gaga saat ini tengah menjadi pembicaraan hangat di masyarakat. Ada yang mendukung protes yang dilancarkan FPI, namun tak sedikit yang menentangnya.