367 WNI yang dievakuasi dari Yaman tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banteng. Mereka akan mendarat siang ini dengan pesawat charter. Para WNI ini merupakan kloter ke sembilan.

Sebanyak 67 mahasiswa Malaysia yang terjebak perang di Yaman, turut dievakuasi pemerintah Indonesia. Pemerintah Malaysia pun mengucapkan terima kasih.

Sebanyak 81 WNI yang berada di Yaman akan segera diterbangkan ke Indonesia. Para WNI ini akan dipulangkan ke tanah air via jalur darat dari Al-Hudaedah dan selanjutnya diterbangkan ke Jakarta lewat Jizan.

Kondisi yang tak kondusif akibat peperangan membuat pemerintah Indonesia memutuskan untuk mengevakuasi ribuan mahasiswanya yang sedang berkuliah di Yaman. Namun, tak semua universitas di Yaman setuju.

Situasi politik di Yaman sedang bergejolak. Pemerintah Indonesia pun melakukan upaya evakuasi WNI yang berada di Yaman, termasuk mahasiswa Indonesia yang tengah menimba ilmu di Negeri Hadhramaut tersebut.

Masih ada sejumlah warga negara Indonesia (WNI) di Yaman yang enggan dievakuasi, dengan alasan studi hingga ketiadaan biaya. Menlu Retno LP Marsudi pun mengimbau pada WNI di Yaman agar mau dipulangkan.

Tim Percepatan Evakuasi di Yaman mendirikan posko atau safe house untuk menampung para WNI yang akan pulang kembali ke Indonesia.

Di tengah konflik yang mendera, sejumlah WNI memilih tetap bertahan di Yaman. Salah satu alasan para WNI enggan meninggalkan Yaman lantaran tidak punya biaya untuk kembali jika kondisi sudah kondusif.

Tim percepatan evakuasi WNI di Yaman terus melakukan upaya pemulangan terhadap para WNI yang masih berada di daerah konflik ini. Setelah menerbangkan 110 orang, Senin (6/4/2015) besok rencananya 52 orang akan diterbangkan ke Indonesia.

Upaya mengevakuasi WNI di Yaman yang sedang menghadapi konflik, bukan suatu hal yang mudah dilakukan tim percepatan evakuasi. Banyak rintangan dan kendala yang harus dilewati tim agar bisa mencapai ke daerah tujuan hingga memulangkan para WNI