Pelaku eksportir sapi Negeri Kangguru Australia mulai kesulitan mengekspor sapinya. Hal ini karena semakin ketatnya syarat yang harus dipenuhi.

Keputusan Australia menghentikan sementara ekspor sapinya ke Indonesia bisa menciutkan defisit perdagangan Indonesia dan Australia. Dalam perdagangan dengan Australia, selama ini RI selalu mengalami tekor.

Mendekati masa berakhirnya sensus sapi pada akhir Juni mendatang, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah sapi secara nasional mencapai 15,6 juta ekor.

Badan Pusat Statistik (BPS) memastikan telah menyebar kurang lebih 100.000 tenaga sensus ternak sapi dan kerbau ke seluruh Indonesia. Angka ini jauh lebih kecil, saat sensus penduduk tahun lalu, BPS sempat mengerahkan 700.000 orang.

Ancaman pemerintah Australia menghentikan ekspor sapi ke RI berimbas pada permintaan sapi lokal, sementara suplai terbatas yang akan memicu kenaikan harga.

Badan Pusat Statistik (BPS) akan mulai melakukan sensus kepada hewan ternak yakni sapi dan kerbau mulai 1 Juni 2011. Untuk membantu terlaksananya swasembada daging.

Indonesia diprediksi baru bisa menyetop impor daging sapi paling cepat di 2014. Tahun ini impor akan tetap dilakukan karena belum ada data yang valid soal ketersediaan pasokan daging.

BPS dan Kementan akan melakukan sensus ternak milik masyarakat diseluruh Indonesia tahun 2011, yang akan berlangsung selama 3 bulan melampaui lama sensus penduduk 2010.

Jumlah harimau Sumatera tak lebih dari 500 ekor, 200 di antaranya hidup di taman nasional dan hutan kritis di Proinsi Riau. Setiap tahun, tujuh ekor dibunuh manusia.