KRL Mania menggelar petisi untuk menolak kenaikan tarif KRL Commuter Line sebesar Rp 2.000 yang akan berlaku 1 Oktober. PT KCJ selaku operator KRL Commuter Line mempersilakan proses itu berjalan.

Pengelola Kereta Listrik Commuter Line Jabodetabek terlalu lamban melakukan perbaikan layanan penumpang maupun pembenahan jadwal dan rute. Janji PT Kereta Commuter Jabodetabek (KCJ) bahwa akan membenahi layanan pada tahun ini berbeda dengan kenyataan di lapangan.

Tarif kereta rel listrik (KRL) commuter line akan diturunkan pada tahun depan. Penurunan tarifnya Rp 500. PT KAI menjamin tidak akan ada pengurangan layanan kendati tarifnya sedikit diturunkan.

Petang ini, KRL Mania menyerahkan petisi di Stasiun Manggarai. Mereka meminta agar jajaran direksi PT KAI dan PT KCJ selalu menggunakan kereta agar tahu rasanya penderitaan penumpang.

Menteri BUMN Dahlan Iskan pada Senin (6/12) kemarin menyarankan agar PT Kereta Api Indonesia (KAI) menambah gerbong karena padatnya penumpang KRL. Pemerintah lantas menegaskan bahwa semua gerbong KRL tua akan diganti pada akhir tahun 2011.

Hari kedua uji coba loop line atau jalur melingkar KRL masih diwarnai komplain beberapa penumpang. Meski demikian ada juga penumpang yang sudah merasa puas.

Mulai 1 Desember ini jalur melingkar KRL mulai diuji coba. Meski banyak penumpang yang mengeluhkan uji coba ini, namun Kepala Stasiun Sudirman, Urip Suripto, menyatakan uji coba hari pertama aman terkendali.

Banyak penumpang merasa kecewa dengan uji coba jalur melingkar KRL atau loop line yang berlangsung kacau. Para penumpang, terutama penumpang wanita, merasa adanya transit dan perubahan jalur ini menyengsarakan.

Uji coba jalur melingkar KRL atau loop line menyebabkan kekacauan jadwal kereta di Bekasi. PT KAI berjanji akan melalukan evaluasi sehingga hal ini tidak terjadi lagi.

PT KAI hari ini mulai melakukan uji coba jalur melingkar KRL atau loop line. Namun perubahan jalur ini menyebabkan kedatangan kereta menjadi tak sesuai jadwal sehingga banyak penumpang yang mengeluh.