Pembasmian jentik nyamuk krusial dilakukan untuk mencegah demam berdarah. Ketimbang membunuh nyamuk dengan fogging, cara ini memiliki segudang kelebihan. Apa itu?

Nyamuk ber-Wolbachia telah dilepaskan ke sejumlah pemukiman warga. Bakteri Wolbachia diyakini dapat menghambat replikasi virus dengue, penyebab demam berdarah. Terlepas dari itu, Dinas Kesehatan Sleman tetap melakukan upaya penanganan DBD seperti biasa.

Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sering dikaitkan dengan menguras bak mandi, ember, tong air atau toren secara berkala. Padahal tidak sesederhana itu. Banyak tempat lain yang sering kali luput dari perhatian namun bisa menjadi tempat nyamuk berkembang biak.

Musim hujan memang indentik dengan penyebaran penyakit bersumber binatang. Jika terjadi banjir misalnya, penyakit pes dan demam berdarah mengalami kenaikan angka kasus yang cukup signifikan. Tapi pada saat musim kemarau, demam berdarah pun masih juga mengancam.

Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merajalela di DKI Jakarta. Seolah tidak mengenal musim, kasus-kasus demam berdarah hampir selalu ditemukan. Bahkan angka penderitanya pun meningkat. Cuaca yang tak menentu dituding sebagai faktor pemicunya.

Anak sekolah merupakan kelompok paling rentan tertular demam berdarah. Bukan semata-mata karena sekolah kurang menjaga kebersihan, melainkan berhubungan pula dengan sifat nyamuk Aedes aegypti yang lebih aktif di siang hari.

Agar siswa tak jajan es sembarangan, SDN 01 Duren Tiga Pagi menyediakan dispenser di tiap kelas. Namun kebijakan ini mendatangkan ancaman lain, yakni perkembangbiakan nyamuk penyebab demam berdarah.

Demam berdarah dengue (DBD) adalah salah satu penyakit yang cukup banyak menyerang masyarakat. Meski demikian bukan berarti DBD merupakan penyakit yang bisa disepelekan. Apalagi penyakit ini paling banyak menyerang anak-anak berusia 0-12 tahun.

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan ancaman bagi keluarga di Indonesia, di mana anak-anak sangat rentan sekali terkena penyakit ini. DBD telah menyerang jutaan orang dewasa serta anak-anak hingga membuat Indonesia sebagai negara kedua dengan kasus DBD tertinggi di dunia.

Kota Surabaya kembali menuai prestasi. Kota yang dipimpin Tri Rismaharini dinobatkan sebagai kota bebas malaria dan berhak mendapatkan Sertifikat Eliminasi Malaria dari Kementerian Kesehatan.