Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso didesak segera melakukan operasi pasar (OP) di DKI Jakarta. Operasi dilakukan karena harga sembako saat ini sudah merambat naik.

Memasuki hari ketiga Ramadan, harga sembako di pasar tradisional Yogya merambat naik, seperti beras, gula pasir, telur, daging ayam, dan sayuran.

Memasuki hari ketiga bulan Ramadan, harga sembako di pasar tradisional Yogyakarta mulai naik. Lonjakan paling tajam adalah ayam potong yang naik hingga 30 persen.

Warga Jakarta harus waspada. Saat ini daging celeng diduga beredar lagi di pasaran. Daging ini disamarkan seperti daging sapi. Harganya sangat miring.

Dua pekan menjelang masuknya bulan suci Ramadan, harga sembako di kota Padang mulai merayap. Cabai tercatat paling tinggi kenaikannya hingga 100 persen. Pedassss...

Festival Jalan Jaksa menarik perhatian warga Jakarta. Para pedagang meraup untung. Salah seorang penjulan tempe mendoan bisa meraup omzet Rp 2 juta.

Di pedalaman Indonesia, ongkos hidup sangatlah mencekik leher. Mie instan Rp 12 ribu, koran Rp 23 ribu, nasi goreng ayam Rp 25 ribu. Wah!

Buat penggemar makan enak, kesulitan bahkan kerepotan menyantap makanan bukan masalah. Kamipun menikmati pencarian secuil daging di sela-sela tulang. Bukan saja karena rasanya gurih tetapi balutan bumbu pedas yang meresap hingga tulang membuat kami makin asyik ngemil selipan daging. Wuah..wuah..puedesss dan enakk!

Kenaikan harga sembako di Yogya pascagempa mulai merata. Di Bantul,masyarakat mulai mengeluh, karena selain harga yang mahal, hanya sedikit toko yang buka.

Sampai hari ini, aktivitas perekonomian di Yogyakarta masih lumpuh. Sejumlah toko dan warung makan di pinggir jalan masih tutup.