Fariz RM kembali menjalani sidang kasus pidana narkoba yang menjeratnya. Sidang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (23/3/2015) dengan agenda bacaan putusan sela dari pengajuan eksepsi Fariz RM.

Kakak adik asal Deli Serdang, Sumatera Utara, Zainuddin (52) dan Syarifuddin (40), kurir ganja 200 kg divonis 20 tahun penjara dan denda Rp 2 miliar dengan subsider 6 bulan penjara. Sementara terdakwa lainnya dalam jaringan yang sama, Dede Sutrisna divonis lebih berat yaitu penjara seumur hidup. 

Jaksa Agung M Prasetyo menyatakan pihaknya akan melakukan eksekusi mati secara serentak. Karena itu, Kejagung menunggu hasil putusan Peninjauan Kembali (PK) yang diajukan terpidana mati menjelang eksekusi.

PN Jaksel menggelar sidang peninjauan kembali (PK) yang diajukan terpidana mati asal Ghana Martin Anderson alias Belo. JPU beranggapan pengajuan PK oleh Martin hanyalah taktik untuk menunda pelaksanaan hukuman mati.

Pelaksanaan eksekusi mati kasus narkotika oleh Kejagung tak kunjung menemui titik terang. Jaksa Agung Prasetyo menginginkan adanya kepastian melalui PP yang sedang dibahas.

Ratu narkoba Ola kembali lolos dari hukuman mati. Vonis hakim Bambang dianggap tidak sejalan dengan pemerintah yang sedang perang terhadap narkoba.

Segala cara dilakukan oleh para gembong narkoba yang akan dieksekusi mati pekan ini. Ada yang berdalih HAM, ada yang mengaku-ngaku gila dan kini ada yang mengungkit-ungkit status penerjemah yang mendampingi selama persidangan.

Jaksa siap mengajukan banding untuk menjerat ratu narkoba Meirika Franola alias Ola dengan hukuman mati. Kuasa hukum Ola, Troy Latuconsina yakin upaya jaksa akan sia-sia.

Gembong narkoba Meirika Franola alias Ola kembali lolos dari hukuman mati. Pihak kejaksaan pun mengaku akan mengajukan banding.

Gembong narkoba Ola kembali lolos dari hukuman mati. Jika sebelumnya hukuman matinya dianulir Presiden SBY, maka kini ia lolos dari tuntutan mati jaksa terkait transaksi narkoba di dalam penjara.