Pemerintah Amerika Serikat mendesak Myanmar dan Bangladesh untuk melindungi hak-hak kaum minoritas muslim Rohingya, yang mengalami diskriminasi luas.

Sekitar 100 biksu di Myanmar menggelar aksi unjuk rasa di jalanan ibukota Yangon. Mereka memprotes aksi pembakaran dan pengrusakan kuil dan rumah warga Buddha di Bangladesh.

PBB mengatakan situasi di Burma selatan masih tetap tegang setelah berlangsungnya kekerasan antara umat Buddha dan warga minoritas Rohingya yang beragama Islam.

Indonesia ingin agar resolusi HAM PBB atas Myanmar ditinjau ulang. Selama ini Myanmar sudah melakukan sejumlah perbaikan.

Pemimpin prodemokrasi Burma, Aung San Suu Ky,i dijadwalkan akan mengadakan pertemuan dengan Menlu AS di Washington pada Selasa, 19 September.

Para aktivis anti-Rohingya menggelar aksi demo di Paris, Prancis untuk menyampaikan dukungan pada minoritas muslim Rohingya yang diperlakukan buruk oleh pemerintah Myanmar.

Aung San Suu Kyi akan berkunjung ke AS untuk menerima penghargaan tertinggi Washington. Menjelang kunjungan tersebut, ikon demokrasi Myanmar itu diterpa tudingan bahwa dirinya telah mengabaikan minoritas muslim Rohingya.

Aksi teror bom yang direncanakan oleh Thorik, disebut-sebut sebagai aksi pembalasan tindakan kekerasan terhadap etnis Rohingya. Ketua MUI Pusat, Slamet Effendi Yusuf menilai hal ini sebagai sesuatu yang tidak tepat.

Amerika Serikat memiliki keprihatinan besar akan situasi kemanusiaan di Rakhine, Myanmar tempat berlangsungnya konflik sektarian antara warga Buddha dan muslim Rohingya.

Bom meledak di Beji, Depok, pada Sabtu (8/9) malam. Ditengarai bom yang dibuat kelompok Thorik dkk ini meledak saat proses pembuatan. Pengamat terorisme Al Chaidar menyebut kelompok seperti Thorik sering gagal saat membuat bom.