Di ujung telepon milik pimpinan KPK itu terdengar suara penyidik. Mengabarkan situasi penggeledahan di Kaorlantas Mabes Polri yang berlangsung 'panas'.

KPK menjerat mantan Kepala Korps Lalu Lintas, Irjen Djoko Susilo dengan pasal penyalahgunaan wewenang dan upaya memperkaya diri sendiri. Akibat penyelewengan dalam pengadaan alat simulator Surat Izin Mengemudi (SIM) 2011, negara diduga merugi sampai Rp 100 milliar. 

KPK menetapkan mantan Kepala Korps Lalu Lintas Irjen (Pol) Djoko Susilo. Selain Djoko, KPK pun tengah membidik pejabat pembuat komitmen (PPK) proyek tersebut.

(KPK akhirnya berhasil melakukan penyitaan banyak dokumen dari Karolantas Mabes Polri dalam kasus pengadaan driving simulation R2 dan R4. Nantinya penyidik dari KPK dan Mabes Polri akan saling memilah dokumen-dokumen yang mereka perlukan.

Meski belum ditahan, tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan simulator SIM Irjen Djoko Susilo dipastikan tidak dapat keluar negeri. Hal ini dikarenakan, KPK telah mencegah mantan Kepala Korlantas Polri itu. 

Ternyata jauh hari sebelum terjadi insiden penggeledahan, KPK memang menganggap kasus korupsi pengadaan simulator SIM sebagai perkara yang spesial.

Setelah lama tertahan, lima mobil Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengangkut hasil penggeledahan di Korps Lalu Lintas Polri, Jalan MT Haryono, Jakarta Timur.

Polri diminta menujukkan komitmen dalam pemberantasan korupsi. Tidak menghalangi penyidik KPK dalam melakukan penyitaan dokumen. 

Kesepakatan Polri dan KPK, barang hasil penggeledahan di Korlantas Polri akan lebih dulu dibawa ke KPK untuk diverifikasi. Namun, bila ada barang hasil penggeledahan yang dibutuhkan Polri, KPK akan mengembalikannya.

KPK masih belum bisa menyita dokumen dari Korlantas Polri. Dokumen itu masih berada di dalam gedung Korlantas. KPK hanya bisa memasukkan dokumen-dokumen itu ke dalam kardus dan menyegelnya.