Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengajukan fatwa ke Mahkamah Agung (MA). Pengajuan fatwa ini terkait buntut eksekusi mantan Dirut IM2, Indar Atmanto di LP Sukamiskin.

Bagi perusahaan asing yang berkantor di Indonesia, internet diakui sangat krusial bagi kelangsungan bisnis mereka. Itu sebabnya, mereka pun langsung kalang kabut setelah mendengar kabar internet terancam mati total.

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengajukan fatwa ke Mahkamah Agung (MA). Pengajuan fatwa ini terkait buntut eksekusi mantan Dirut IM2, Indar Atmanto di LP Sukamiskin

Kementerian Kominfo berharap penyelenggara jasa internet (ISP) tak lantas mematikan bisnisnya, pasca dieksekusinya mantan Dirut IM2 Indar Atmanto. Kominfo memastikan bakal membela ISP sehingga 'kiamat internet' tak harus terjadi.

Kekhawatiran praktisi dan penyelenggara jasa internet (ISP) akan keberlangsungan internet Indonesia akhirnya membuat Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar pertemuan khusus.

Sejumlah penyelenggara jasa internet (ISP) tengah was-was menjalankan bisnis internet sehingga memperingatkan kemungkinan datangnya 'kiamat' internet.

Di era serba internet seperti sekarang ini, sulit dibayangkan kalau koneksinya beneran mati total. Industri bakal kalang-kabut? Yang pasti, Indonesia akan kembali ke masa 20 tahun silam seperti saat internet belum hadir di negeri ini.

Kasus yang menimpa mantan Direktur Utama IM2 Indar Atmanto dikhawatirkan bakal berimbas pada industri internet Indonesia. Sebuah petisi online pun sampai dibuat Onno W. Purbo agar 'kiamat internet' tak sampai terjadi.

Dalam waktu 1-2 minggu ke depan, internet di Indonesia terancam mati total. Pasalnya, seluruh penyelenggara jasa internet yang ada di negeri ini tak ada yang mau menyusul Indar Atmanto, mantan Dirut IM2, untuk ikut masuk penjara.

Kasus yang menimpa mantan Direktur Utama Indosat Mega Media (IM2) Indar Atmanto telah membuat miris perasaan para praktisi di industri telekomunikasi Indonesia. Mereka mengaku terkejut, bingung, prihatin, dan menyayangkan.