Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmahanto Juwana menilai aneh langkah Yusril Ihza Mahendra yang akan mengadukan Kejagung ke Mahkamah Internasional. Hikmahanto menilai pengaduan Yusril tidak akan diterima.

Jika permintaan untuk menghentikan kasus Sisminbakum tak dipenuhi Kejagung, Yusril Ihza Mahendra akan membawa kasus ini ke Mahkamah Internasional. Menanggapi hal itu, Kejagung mempersilahkan Yusril untuk melakukannya.

Pasca dibebaskannya terdakwa kasus Sisminbakum, Romli Atmasasmita, oleh Mahkamah Agung, Kejaksaaan Agung (Kejagung) masih optimis berkas kasus Sisminbakum bisa sampai ke pengadilan.

Mantan Menteri Kehakiman Yusril Ihza Mahendra mendatangi Kejagung untuk guna mengajukan surat permohonan penghentian kasus Sisminbakum. Yusril optimistis permohonannya itu akan dikabulkan.

Kejagung optimis berkas kasus Sisminbakum akan segera dilimpahkan ke pengadilan. Jika benar terjadi, mantan Menteri Kehakiman Yusril Ihza Mahendra, akan mempersoalkan Kejagung ke Mahkamah Internasional.

FPKB DPR menilai pembunuhan terhadap Kikim Kolamasari adalah bentuk pelanggaran HAM terhadap buruh migran. FPKB mendesak kepada pemerintah agar membawa kasus Kikim dan Sumiati ke Mahkamah Internasional.

Kasus penyiksaan terhadap Sumiati binti Salan Mustopa belum selesai, kini muncul pembunuhan terhadap Kikim Komalasari di Arab Saudi. Rangkaian aksi kekerasan ini dianggap sebagai tindakan mengulang zaman jahiliyah.

"Kasus Sumiati bisa dibawa ke MI apabila pemerintah Saudi Arabia tidak mau menjalankan kewenangannya menjalankan proses hukum terhadap majikan penganiaya," ujar Hikmahanto Juwana.

Sumiati, tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami penyiksaan hingga digunting bibirnya oleh majikannya di Arab Saudi. Majikan Sumiati dinilai melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) dan perlu dihukum qishas (pembalasan).

Kasus penyiksaan terhadap tenaga kerja asal Indonesia di Arab Saudi terus-terusan terjadi. Namun, tidak perlu sampai ada upaya untuk menghentikan pengiriman TKI. Peluang kerja di Indonesia tidak memadai.