Polisi kembali membekuk 3 orang pelaku kerusuhan di Probolinggo, Jumat (30/8) malam. Ketiganya ditangkap karena diduga sebagai provokator kerusuhan hingga menyebabkan mobil milik kepolisian terbakar.

Pasca rusuh yang terjadi Jumat (30/9) malam, KPU Kota Probolinggo ingin segera menyelesaikan tahapan penghitungan. KPU rupanya tidak mau mengambil risiko, jika waktu terus molor akan semakin menambah kerunyaman.

Polisi melakukan olah TKP rusuh kantor Kelurahan Mayangan Jalan Ikan Hiu terkait Pilwali Probolinggo. Tim labfor datang ke lokasi sekitar pukul 15.00 WIB dan beberapa barang bukti sudah diamankan.

Meski suasana terkendali, tapi polisi dibantu TNI masih waspada agar tindakan anarkis ratusan massa menuntut Pilwali Probolinggo diulang, tidak terulang kembali. Dinas Pendidikan meliburkan siswanya.

Kerusuhan dengan aksi anarkis yang dilakukan massa di kantor Kelurahan Mayangan, Probolinggo, bukan termasuk force majeure sehingga tahapan atau mekanisme Pilwali Kota Probolinggo tetap dilanjutkan.

Meski semalam terjadi kerusuhan di kantor Kelurahan Mayangan terkait Pilwali Probolinggo, hal itu tidak mempengaruhi tahapan penghitungan mulai PPS, PPK dan final di KPU.

Lokasi kerusuhan di kantor Kelurahan Mayangan di Probolinggo sudah dipasang police. TNI dan aparat kepolisian terlihat berjaga-jaga. Rencananya hari ini dilakukan olah TKP dari tim Labfor Polda Jatim dibantu Polres Probolinggo.

Lokasi kerusuhan terkait Pilwali Probolinggo yang terjadi di kantor Kelurahan Mayangan, menjadi tontonan warga. Warga yang datang bukan hanya sekitar, melainkan dari berbagai penjuru kota.

Pasca kerusuhan yang terjadi di Kota Probolinggo, Jawa Timur, Kapolda Jatim Irjen Pol Unggung Cahyono langsung terjun ke lokasi. Kerusuhan itu disebabkan karena warga meminta Pilwalkot Probolinggo diulang. Dua orang ditangkap karena diduga melakukan aksi pengrusakkan.

Hingga dinihari ini, suasana tegang masih terasa di Kota Probolinggo. Aksi massa yang merusak mobil KPU dan kantor Kelurahan Mayangan, dan pembakaran mobil Binmas polisi jenis carry, membuat warga Mayangan ketar-ketir takut terjadi aksi susulan.