Populer saja tidak cukup, caleg artis pun harus merogoh kocek dalam-dalam di Pemilu 2014 mendatang. Tentu saja karena di politik ada istilah 'no free lunch', tak ada makan siang gratis.

"Kalau artis memang kader partai sejak lima tahun lebih, tak masalah."

KPU menghitung sekitar 15 persen caleg DPR RI berasal dari kalangan artis. Salah seorang caleg dari kalangan artis, Venna Melinda, meminta masyarakat tak underestimate terhadap caleg artis. Anda setuju?

Mengawali tahun politik 2013, tepatnya bulan Februari lalu, kelompok masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Tagih Janji (Gergaji) mendeklarasikan diri dan menyampaikan manifesto politik. Mengajak masyarakat menagih janji politik hasil Pemilu 2009 untuk cermin Pemilu 2014.

Caleg DPR RI dari kalangan artis punya cara unik untuk menggaet pemilih di Pemilu 2014. Jika politikus Golkar Nurul Arifin bagi-bagi BH untuk memikat, politikus PD Venna Melinda memilih mengajak konstituen senam bareng agar memilihnya.

Pragmatisme di pemilu tak hanya terjadi di kalangan pemilih, tapi juga di kalangan parpol. Saat ini yang paling disoroti adalah caleg-caleg kalangan artis yang digunakan oleh parpol untuk mendulang suara.

KPU telah menerima sebanyak 6.576 bakal caleg dari 12 partai politik. Komisioner KPU Arief Budiman menuturkan, sebanyak 10-15 persen dari jumlah itu adalah caleg yang berprofesi artis.

Sebanyak 10 menteri dalam Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II didaftarkan oleh parpol menjadi caleg. KPU menegaskan tak ada perlakuan istimewa terhadap 10 menteri itu.

Pemilu 2014 diprediksi akan menjadi perang 'bintang' dengan banyaknya artis yang terjun di dunia politik sebagai calon anggota legislatif. Namun, PKS tak tertarik mencalonkan artis di Pileg, karena mengutamakan kualitas caleg.

Keberadaan calon legislator dari kalangan seniman dan artis masih membangkitkan pesimisme. Pertanyaan terbesarnya adalah, apakah mereka memiliki kompetensi saat menjalankan tugas-tugas anggota Dewan Perwakilan Rakyat nanti, yakni urusan anggaran, legislasi, dan pengawasan?