Bau mulut atau halitosis bisa jadi masalah besar bagi banyak orang. Sehingga, tak sedikit yang merogoh kocek cukup dalam untuk membeli produk perawatan mulut, terutama obat kumur. Padahal banyak ahli kesehatan yang mengingatkan bahwa obat kumur hanya mengatasi bau mulut sementara.

Pilek, batuk, bahkan menguap memang bisa menular pada orang lain. Lebih dari itu, kondisi emosional dan perilaku seseorang pun ada yang menular, lho.

Hewan peliharaan tak hanya mengembangkan kemampuan interaksi sosial pemiliknya. Terkadang, mereka juga bisa menjadi penjaga sekaligus penyelamat hidup. Diane Papazian adalah salah satu wanita yang berkesempatan memiliki peliharaan penyelamat.

Efek buruk merokok umumnya sudah diketahui banyak orang. Yang terbaru, rokok dikaitkan dengan sifat pemalas. Kok bisa ya?

Seperti halnya bau badan, bau mulut alias halitosis pun bisa membuat aktivitas sehari-hari terganggu. Untuk mengatasinya, biasanya seseorang akan rajin menggosok gigi ditambah berkumur dengan cairan pencuci mulut. Lantas, bagaimana jika bau mulut tak kunjung hilang?

Merokok sudah tentu bisa membahayakan kesehatan. Para perokok bukannya tidak tahu akan hal itu, tapi ternyata mereka lebih mengkhawatirkan dampak negatif rokok terhadap penampilan daripada kesehatan mereka. Duh!

Seringkali, mata jadi berair seperti sedang meratapi kesedihan yang luar biasa saat mengiris bawang merah. Ratapan tersebut bisa jadi kenyataan sebab bau bawang merah pun bisa menjadi pemicu sakit kepala sebelah alias migrain.

Sejak berusia dua bulan, Kaelyn Krawcyzyk mengidap mastositosis parah, penyakit super langka yang dapat mengakibatkan reaksi alergi mematikan hanya karena terkena hal-hal sepele seperti panas atau obat-obatan tertentu. Namun seekor anjing menyelamatkan nyawanya.

Makan petai atau bawang tentu akan membuat napas Anda bau. Tapi ada beberapa orang yang napasnya tercium kurang sedap meski tidak memakan makanan perangsang bau mulut.

Tidak mengalami morning sickness (mual dan muntah di pagi hari) saat sedang mengandung pasti menjadi sesuatu yang membahagiakan bagi para wanita. Itulah yang awalnya dialami dr Meta Hanindita di sepuluh minggu awal kehamilannya.