Sejak kenaikan BBM 1 Maret 2005, terungkap 10 kasus penampungan atau pengoplosan BBM dan ditangkap 10 orang tersangka.

Konsumsi BBM secara nasional kembali ke level normal dengan tingkat konsumsi 158,9 ribu kilo liter (kl) per hari. Jumlah tersebut turun 16% dibanding penjualan sebelum kenaikan BBM dengan tingkat konsumsi 189,7 kl per hari pada Februari 2005.

Aktivis Kelompok Cipayung menyandera sebuah truk tangki BBM dan menggiringnya ke Kantor DPRD Jatim. Mereka mendesak harga BBM diturunkan.

Aksi seratusan mahasiswa Semarang berhasil memaksa petugas SPBU Pandanaran, menjual harga BBM dengan harga lama.

Polri menemukan 7 kasus pengoplosan BBM pada Februari-Maret 2005. 5 kasus diantaranya terjadi setelah pengumuman kenaikan harga BBM.

Polda Metro Jaya, Jumat, lalu, berhasil menggagalkan operasi penimbunan BBM di Bekasi dan Cilincing. Aparat juga berhasil menyita sejumlah barang bukti.

Pemprov DKI Jakarta mengusulkan kenaikan tarif angkot 10 persen. Gubernur Sutiyoso berharap DPRD DKI Jakarta dapat menyetujui Selasa besok.

Pertamina serentak mengelar sidak SPBU di Jakarta, Surabaya, Medan, Semarang, Balikpapan dan Palembang. SPBU yang mengoplos BBM akan dicabut izinnya.

Presiden SBY mengingatkan para pelaku usaha transportasi angkutan umum tidak menaikkan tarif tanpa dasar perhitungan yang jelas, dengan alasan naiknya harga BBM.

Penolakan terhadap kenaikan harga BBM terus berlangsung. Sekitar 70 sopir angkot di Ambon mogok sebagai bentuk protes atas kenaikan BBM.