Setelah didata ulang, total para ABK yang dievakuasi dari Benjina, Kepulauan Aru, Maluku, berjumlah 327 orang. Mereka terdiri dari WN Myanmar, Laos, Kamboja dan Thailand.

Pihak PT Pusaka Benjina Resources (PT PBR) yang memperkerjakan para ABK mengaku senang para WN Myanmar dipulangkan pemerintah, sehingga pihak perusahaan tak perlu keluar banyak uang.

Wajah-wajah sumringah terlihat jelas saat ratusan ABK asal Myanmar, Laos dan Kamboja menaiki kapal yang akan mengantarkan mereka meninggalkan Benjina.

Sebagian ‎para ABK Myanmar yang hendak dipulangkan rupanya masih berutang pada ibu-ibu yang membuka warung di sekitar Benjina, Kepulauan Aru, Maluku.

Praktik perbudakan oleh perusahaan PT Pusaka Benjina Resources (PBR) yang berafiliasi dengan perusahaan Thailand kepada ABK asal Myanmar menjadi sorotan internasional. Para ABK pun menumpahkan jeritan hati mereka, dalam 5 cerita ini:

Dari 450 ABK yang terdata, 60 di antaranya menolak dibawa ke Tual karena belum mendapatkan gaji selama bekerja.

Ratusan warga negara Myanmar yang dikabarkan diperbudak di Pelabuhan Benjina, akan dipulangkan sore ini. Mereka tak berani menapakkan kaki ke tempat yang dikabarkan melakukan perbudakan itu.

Para ABK yang dipekerjakan PT Pusaka Benjina Resources mendapat perlakuan yang sangat diskriminatif. Mereka bahkan tak jarang disiksa.

Berdasarkan hasil temuan di lapangan, sore ini juga pemerintah akan memindahkan semua WN Myanmar dari Benjina ke Tual.

Para ABK Indonesia banyak yang pernah dipekerjakan di kapal-kapal pencuri ikan asing. Mereka menyaksikan bagaimana praktik ilegal itu berlangsung selama puluhan tahun. Bagaimana kisahnya?