KPK mengkhawatirkan kasus kepemilikan rekening gendut dengan tersangka Komjen Budi Gunawan menjadi masalah antar institusi. Padahal, kasus ini adalah kasus yang menjerat Budi Gunawan sebagai pribadi.

Politisi Partai Demokrat (PD) Amir Syamsuddin menyayangkan konflik yang mungkin tercipta antara KPK dan Polri. Dia menyarankan pemerintah segera mengambil tindakan. 

Komjen Budi Gunawan melaporkan Ketua KPK Abraham Samad dan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto ke Kejagung. Apa tanggapan Istana?

Isu liar berhembus terkait institusi Polri dan KPK. Kabarnya akan terulang kembali tragedi Cicak Vs Buaya, yang merupakan perumpaan konflik KPK dan Polri. 

Kabareskrim Polri Komjen Pol Suhardi Alius dikabarkan dicopot. Dia dipindahkan ke Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas). Padahal, sosoknya selama ini dikenal 'lurus', kooperatif dengan lembaga antikorupsi dan gemar blusukan.

Kontroversi calon tunggal Kapolri Komjen Pol Budi Gunawan di dalam negeri menyulut kekhawatiran kaum cendekia Indonesia yang sedang menuntut ilmu di Australia. Para mahasiswa Indonesia di Australia khawatir Presiden Joko Widodo bersikap tak pro-pemberantasan korupsi dengan melantik tersangka KPK menjadi Kapolri.

Pasca penetapan Komjen Budi Gunawan sebagai tersangka oleh KPK, ingatan publik langsung‎ terseret kepada kasus Cicak Buaya. Namun Kapolri Jend Sutarman sudah menjamin konflik itu tidak akan terulang.

Penetapan calon tunggal Kapolri Komjen Budi Gunawan sebagai tersangka kasus transaksi mencurigakan atau transaksi tidak wajar oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hendaknya membuat presiden Jokowi lebih hati-hati.

Komjen Pol Budi Gunawan (BG) ditetapkan sebagai tersangka terkait gratifikasi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Indonesia Police Watch (IPW) yang selama ini mendukung Budi pun menyentil KPK.

Semisterius nama sutradaranya, sebuah film superhero ala Batman muncul di bioskop. Diklaim sebagai film dengan teknologi CGI pertama di Indonesia, film ini diyakini bakal memicu tren. Penasaran?