Pasar saham global yang belum stabil membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terkoreksi tipis di akhir pekan ini.

BI optimistis pasar saham dan valas Indonesia akan segera pulih. Pasalnya fenomena global akibat krisis kredit perumahan (subprime) di AS bersifat temporer.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya mampu keluar dari tekanan luruhnya pasar finansial global. IHSG berbalik arah menuju teritori positif.

Industri reksa dana tidak terlalu terpengaruh oleh penurunan pasar finansial global. Reksa dana tetap dijadikan investasi jangka panjang.

Kepanikan di pasar finansial belum juga reda. Rupiah kian terpuruk ke level 9.325 per dolar AS dan IHSG kembali jatuh 22 poin.

IHSG saham BEJ berada di posisi 2.256,3081 atau melemah 92,365 poin.Turun naiknya IHSG secara tajam dlm beberapa hari terakhir dipicu karena 2 faktor utama.Pertama, pasar global yang sedang labil akibat ekonomi AS yang melemah. Kedua, adalah faktor minimnya stok saham-saham bagus dan berkapitalisasi besar di Bursa Efek Jakarta (BEJ).

Investor saham panik melihat tren pasar finansial global yang terus merosot. Saham berkapitalisasi besar buru-buru dilepas yang membuat IHSG tersungkur.

Turun naiknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara tajam dalam beberapa hari terakhir dipicu karena dua faktor utama. Apa saja?

Nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) babak belur terkena tendangan Wall Street yang sedang anjlok.

Tanda-tanda IHSG membaik sebenarnya sudah mulai tampak. Namun merosotnya kembali bursa-bursa di Wall Street membuat IHSG kembali terancam posisinya.