Komisi Yudisial masih terus menggodok dugaan adanya kejanggalan di balik vonis bebas PK koruptor RP 1,2 triliun, Sudjiono Timan. Terkait hal tersebut, KY telah memeriksa 5 staf di Mahkamah Agung.

52 Adegan demi adegan diperagakan mantan pejabat BPK, Gatot Supiartono, dan 3 tersangka lain saat rekonstruksi pembunuhan Holy Angela Ayu Winanti (37) di tower Ebony Apartemen Kalibata City.

Koordinator eksekutor Holy Angela Hayu (37), Surya Hakim, membagikan uang Rp 250 juta kepada para tersangka lainnya usai melakukan eksekusi. Setelah itu, para eksekutor membuang 2 unit telepon genggam yang menjadi alat komunikasi mereka.

Para tersangka eksekutor Holy Angela Ayu (37) dapat dengan leluasa membunuh Holy karena memiliki kunci apartemen yang dihuni Holy. Para tersangka mendapatkan kunci itu setelah tersangka Surya Hakim menggandakan kunci tersebut.

Polda Metro Jaya melakukan rekonstruksi kasus pembunuhan Holy Angela Ayu Winanti (37) di Apartemen Kalibata City. Dalam rekonstruksi ini, tersangka Gatot Supiartono dan para eksekutor memeragakan 52 adegan.

Setelah selesai mengeksekusi, para eksekutor berencana membuang mayat Holy (37) ke laut menggunakan 'peti mati'. Dalam proses rekonstruksi, 4 tersangka memeragakan adegan saat menurunkan peti mati tersebut di lobi tower Ebony Kalibata City.

Sempat divonis 4 tahun penjara lalu Muharam dibebaskan di tingkat banding. Tidak berapa lama Muharam kembali dihukum 4 tahun oleh MA. Di tingkat terakhir Muharam lagi-lagi dibebaskan.

Mahkamah Agung (MA) dikabarkan membebaskan terpidana korupsi Achmad Muharam di tingkat peninjauan kembali (PK). Vonis ini menganulir hukuman 4 tahun penjara yang dijatuhkan majelis kasasi.

Rekonstruksi pembunuhan Holy Angela Hayu Winanti (37) di Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, yang sedianya dilakukan pagi ini, batal.

KY melakukan pemeriksaan terhadap empat hakim agung yang menjadi majelis PK Sudjiono Timan, koruptor yang merugikan negara Rp 1,2 triliun yang dilepaskan. Pemeriksaan ini dilakukan secara tertutup.