Pasar saham global kembali terpuruk menyusul tingginya harga minyak dunia yang kini menyentuh level US$ 99 per barel. Pelaku pasar khawatir tingginya harga minyak yang mendekati US$ 100 per barel akan membuat ekonomi dunia keteteran karena membengkaknya ongkos produksi dan transportasi.
Pada penutupan perdgangan saham Rabu (21/11/2007) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terbanting 61,241 poin (2,33%) ke level 2.563,621.
Setelah terkapar akibat melorotnya saham Indosat dan Telkom, IHSG berpeluang untuk menguat. Membaiknya sejumlah bursa regional juga membawa angin segar.
Ditengah negatifnya bursa global hari ini, IHSG kembali menggapai level 2.700. Data PDB triwulan III-2007 yang di atas prediksi memberikan sentimen positif.
Tekanan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus berlanjut menyusul negatifnya bursa regional dan Wall Street.
Kekhawatiran pelaku pasar terhadap kinerja bank-bank investasi global karena terseret krisis subprime mortgage belum juga hilang. Akibatnya pada penutupan perdagangan saham Selasa (13/11/2007) IHSG kembali turun 17,694 poin (0,66%) ke level 2.654,208.
Pasar saham yang bergerak sangat fluktuatif di pekan ini membuat IHSG sempat kelimpungan. Namun pada akhir pekan ini, IHSG mampu kembali ke level 2.700.