Rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan suara luar negeri pada hari pertama telah menyelesaikan 38 perwakilan dari total 130 PPLN. Berdasarkan data sementara itu, pasangan Prabowo-Hatta unggul mengalahkan Jokowi-JK.

Sederet kejanggalan terus ditemui dalam pengisian formulir C1 yang diunggah ke website Komisi Pemilihan Umum.

Formulir C1 yang dipindai oleh KPU RI dan diunggah melalui website, diketahui banyak hasil penghitungan di dalamnya yang janggal. KPU berdalih hal itu karena human error atau kesalahan teknis oleh petugas.

Komite Independen Pemantau Pemilu Indonesia mencatat 3 jenis kejanggalan scan C1 yang di-upload di situs resmi KPU. KIPP mendorong KPU segera menjelaskan, mengklarifikasi, dan bertindak sesuai kewenangannya terhadap banyaknya form model C1 yang janggal.

Perbedaan hasil quick count pemilihan presiden dan wakil presiden dari beberapa lembaga survei membuat dua pihak pasangan capres-cawapres saling klaim. Bahkan di kota Semarang sejumlah spanduk ucapan selamat sudah terpasang di Jalan Raya.

Sejumlah formulir C1 yang diunggah KPU di situsnya ternyata memiliki kejanggalan atau berbeda dengan C1 plano saat penghitungan di TPS. Komisioner KPU menyarankan agar masyarakat langsung melaporkannya ke KPU.

Kejanggalan ditemukan di formulir C1 yang sudah diunggah KPU di situsnya. KPU dituntut bertindak profesional dan teliti dari lingkup yang kecil sebelum efeknya meluas.

Sejumlah kejanggalan terjadi dalam data form C1 yang diunggah KPU melalui wesbitenya, terutama banyak kesalahan dalam penjumlahan suara yang diperoleh kedua pasangan calon. Apa tanggapan KPU?

Siapa pun dari hanya 2 pasangan capres yang akan memenangi Pilpres 2014, bagi saya tidak jadi soal besar mengingat penentuan pemenang merupakan hak prerogatif WNI yang berhak memilih.

Instruksi KPU untuk mengupload form scan C1 yang berisi data perolehan suara tiap TPS ke website KPU RI dalam Pemilu Legislatif, dinilai efektif mencegah praktik manipulasi suara. KPU kembali akan menerapkan hal serupa untuk Pilpres 2014.