Beban air di Kali Cisadane saat ini mencapai 1600 meter kubik per detik. Angka tersebut hampir mencapai kapasitas maksimum yakni 1900 meter kubik per detik.

Dinas PU DKI Jakarta memprioritaskan alokasi anggarannya sebesar Rp 6,285 triliun untuk menanggulangi banjir. Salah satunya dengan menyiapkan 8 persen anggarannya untuk pengadaan alat berat yang berfungsi mengeruk sungai atau kali di Jakarta.

Munculnya penolakan dari masyarakat dan pejabat Tangerang membuat rencana proyek sodetan Kali Ciliwung-Cisadane terganjal.

Ciliwung adalah sungai dengan air paling bersih di dunia. Tapi itu dulu, pada saat Jean-Baptiste masih hidup pada ratusan tahun yang lalu.

Proyek pembuatan sodetan diprediksi bisa mengurangi beban banjir di Jakarta dengan menyalurkan debit air Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur di Jakarta Timur serta ke Sungai Cisadane di Tangerang, Banten.

Seiring musibah banjir tahun ini, realisasi proyek sodetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT) dimulai. Namun berbeda dengan rencana sodetan Kali Ciliwung ke Sungai Cisadane yang hingga kini masih mentok.

Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto (Djokir) meminta warga Tangerang tak khawatir banjir terkait rencana pengalihan air Sungai Ciliwung melalui sudetan.

Pembangunan sodetan Ciliwung Cisadane akan segera dilakukan. Pemprov DKI Jakarta, Pemprov Jawa Barat dan pemerintah pusat akan bekerjasama dalam merealisasikan bangunan yang diharapkan dapat menjadi solusi banjir di Jakarta dan sekitarnya tersebut.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan membangun dua buah waduk dan sodetan di wilayah Bogor. Upaya ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk meminimalisir banjir di kawasan Jakarta dan sekitarnya yang terjadi akibat meluapnya kali Ciliwung yang memiliki hulu di kawasan Bogor.

Pluit termasuk yang terparah dilanda banjir, meski telah dilakukan pengerukan dan penertiban bangunan liar di sekitar waduk. Bahkan tujuh pompa telah disiapkan. Mengapa Pluit masih tergenang banjir?