Dunia anak adalah dunia bermain. Tapi sebagai orang tua, jangan sembarangan memfasilitasi permainan bagi anak. Dari mainan yang disediakan, orang tua bisa sekaligus mengembangkan kreativitas anak.

Kelompok orangtua yang tergabung dalam Play Unlimited di Australia memulai kampanye untuk menghentikan sistem pemasaran mainan anak berdasarkan gender.

Bermula dari alat untuk promosi mobil baru, diecast telah berubah jadi hobi dan koleksi yang disukai orang dewasa dan anak-anak.

Mainan anak yang menawarkan unsur-unsur edukasi makin populer, apalagi yang berbahan kayu. Meski harganya tidak murah, peminatnya tetap banyak. 

Mainan anak tidak bisa diproduksi sembarangan, harus dipastikan bahan-bahan yang digunakan bebas racun agar tidak membahayakan kesehatan.

Anak-anak tidak selamanya suka menggigit mainan atau memasukkannya ke mulut. Pada usia tertentu, jenis mainan yang dibutuhkannya akan terus berganti.

Orang tua kadang cemas bila anaknya sembarangan memasukkan benda-benda ke mulutnya, termasuk mainannya sendiri. Perlukah orang tua khawatir?

Mainan edukatif belakangan ini semakin populer dan banyak dicari karena setiap orang tua pasti ingin anaknya tumbuh cerdas. Memilih mainan seperti ini tak boleh sembarangan, salah-salah justru perkembangan otak anak jadi terhambat.

Wajar ketika seseorang mulai terlihat mengalami gejala alergi seperti gatal, bersin-bersin atau mengi setelah terkena serbuk sari atau mengonsumsi makanan yang jadi sumber alerginya. Tapi 'tersangka' utama alergi itu sebenarnya bukanlah pemicu yang sesungguhnya.

Masalah yang terjadi di atas ranjang belum tentu dapat diselesaikan dengan komunikasi atau bantuan alat tertentu saja. Namun mungkin tak banyak pasutri yang tahu masalah 'ranjang' apa saja yang perlu mereka bawa ke terapis.