Polri akan mendalami seruan melindungi 4 buronan terorisme dari blog suarajihad.wordpress.com. Situs itu dinilai menyesatkan dan membuat masalah.

Para Wijayanto, DPO Mabes Polri dalam kasus terorisme, menyelesaikan studi Sarjana di Fakultas Teknik Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, sekitar tahun 1989. Dia sempat bekerja di PT Pura Group, salah satu perusahaan raksasa di Kabupaten Kudus.

Rumah dengan nomor 210 di Blok D Perumahan Muria Indah Desa Gondangmanis Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, itu tampak sepi. Di rumah itu dulu menetap Para Wijayanto, salah satu DPO Mabes Polri terkait masalah terorisme.

Mohamad Jibril alias Mohamad Ricky Ardhan ditangkap polisi sejak 25 Agustus 2009 terkait dugaan pendanaan terorisme. Jibril sebenarnya sudah lama menjadi incaran polisi.

Polisi sudah mencari Mohamad Jibril di alamat-alamat yang sudah didapat sebelum masuk dalam DPO termasuk di Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Namun polisi tak menemukan adanya sosok yang dicari-carinya.

Tak semua polisi tahu kalau Mohamad Jibril akan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) terkait teroris. Buktinya pada 20 Agustus, 5 hari sebelum penetapan DPO dan ditangkap, Jibril masih liputan.

Polisi telah menahan Mohamad Jibril sejak 24 Agustus lalu. Polisi pun telah menetapkan putra Abu Jibril sebagai salah satu tersangka bom JW Marriott dan Ritz-Carlton.

Gugatan praperadilan Mohammad Jibril atas penangkapan dirinya diajukan ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan (Jaksel). Berkas gugatan yang memprotes tidak adanya surat penangkapan itu sudah selesai dibuat.

Abu Jibril geram anaknya, Muhammad Jibril, ditangkap karena dianggap teroris oleh Densus 88 Antiteror. Abu Jibril tidak akan memaafkan jika anaknya dizalimi selama pemeriksaan.

10 Orang anggota Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) mendatangi Mabes Polri. Mereka ingin bertemu Mohamad Jibril, anggota MMI yang ditangkap atas dugaan keterlibatan dalam aliran dana teroris.