Indonesia kecewa dengan lambatnya koordinasi Taiwan soal hilangnya 21 ABK Indonesia di kapal ikan berbendera Taiwan di wilayah Kepulauan Falkand di Laut Atlantik Selatan. Taiwan berjanji akan melakukan operasi SAR selama dua bulan ke depan untuk mencari ABK yang hilang.

Tim DVI Polri segera mengunjungi pihak keluarga untuk mencari data 21 ABK kapal Taiwan yang hilang di Samudera Atlantik dalam perjalanan dari Falkland Island menuju Taiwan. Tim DVI tengah berkoordinasi dengan Tim Kemlu.

‎Pemerintah Taiwan sudah meminta maaf terkait lambannya pemberitahuan informasi 21 ABK asal WNI yang hilang di Atlantik. Taiwan berjanji akan mengerahkan seluruh kekuatan untuk keberadaan kapal tersebut.

Tim Disaster and Victim Identification (DVI) Polri akan melakukan pendataan terhadap keluarga 21 WNI yang merupakan ABK kapal penangkap ikan Taiwan, yang hilang misterius di perairan Samudera Atlantik Selatan. 

Indonesia kecewa terhadap pemerintah Taiwan karena lambatnya penanganan kasus hilangnya 21 ABK kapal Taiwan yang hilang di Samudera Atlantik dalam perjalanan dari Falkland Island menuju Taiwan.

Kepala Badan nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid mengunjungi keluarga korban Anak Buah Kapal (ABK) yang hilang di di Kepulauan Falkland, Inggris Raya, sekitar Samudera Atlantik pada 26 Februari lalu.

Sebuah kapal penangkap ikan Taiwan yang mengangkut 49 kru hilang secara misterius di perairan terpencil Samudera Atlantik Selatan. Di antara para kru termasuk 21 WNI.

WN Belanda, Siegfried Mets, dihukum mati terkait kepemilikan 600 ribu butir ekstasi. Adapun salah satu anggota sindikat itu, Chen Hoa Yi (28) dari Taiwan, harus menghabiskan sisa hidupnya di bui hingga mati.

Jaksa Agung urung mengeksekusi mati di tahun 2014. Dari 64 nama, ada satu nama WN Belanda, Siegfried Mets, yang dihukum mati karena kepemilikan 600 ribu butir ekstasi. Sampai kapan Mets dibiarkan hidup?

Ada 14 orang WNI yang menjadi anak buah kapal penangkap berbendara. Sejak 26 Maret 2014 lalu atau 8 bulan lamanya, kapal tersebut dinyatakan hilang di perairan Mauritius, benua Afrika. Hingga kini, nasibnya tak jelas.