Sekretaris Kemenpora Wafid Muharam kedapatan telah menerima cek senilai Rp 3,2 miliar terkait pembangunan Wisma Atlet di Palembang. Wafid mengklaim cek tersebut merupakan talangan dari perusahaan swasta untuk operasional kegiatan di Kemenpora.

Mantan Menpora Adhyaksa Dault meminta kepada Sekretaris Kemenpora Wafid Muharam untuk memberikan pengakuan sejujur-jujurnya kepada KPK.

KPK mengamankan uang ribuan dollar dari ruangan Sekretaris Kemenpora Wafid Muharam. Pihak Wafid, mengklaim uang itu untuk tunjangan uang perjalanan ke luar negeri.

Hari ini penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan pemeriksaan kepada dua tersangka suap kasus di Kemenpora, M Idris (MEI) dan Mirdo Rossa Manullang (MRM). Keduanya kompak bungkam usai menjalani pemeriksaan.

KPK mengembangkan penyidikan kasus suap yang melibatkan Sekretaris Menpora Wafid Muharam. KPK mendalami kemungkinan keterlibatan pihak lain termasuk atasan Wafid, Menpora Andi Mallarangeng.

Buntut terjadinya tangkap tangan Sekretaris Kemenpora, Wafid Muharam, KPK meminta pengawasan pembangunan Wisma Atlet di Palembang diperketat. Meski begitu, KPK tetap berharap pelaksanaan SEA Games tahun ini tetap berjalan lancar.

Sekretaris Kemenpora Wafid Muharam tertangkap tangan oleh penyidik KPK telah menerima cek tunai senilai Rp 3,2 miliar. Selain itu, penyidik KPK juga menyita mata uang asing dan rupiah di ruangan Wafid.

PT Duta Graha Indah (DGI) yang tersangkut kasus suap proyek Kemenpora lolos prakualifikasi proyek gedung baru DPR. Satu-satunya perusahaan swasta yang lolos prakualifikasi proyek DPR ini terancam didiskualifikasi.

Sekretaris Kemenpora Wafid Muharam tertangkap tangan menerima uang Rp 3,2 miliar oleh penyidik KPK. Cek tersebut sebagai uang balas jasa pemenangan tender.

Pengacara tersangka kasus suap Wafid Muharam, Adhyaksa Dault, menilai ada kejanggalan dalam kasus yang menjerat Sekretaris Kemenpora itu. Salah satunya adalah lokasi penangkapan kliennya di kantor Kemenpora.