Produsen mie instan diminta mencantumkan zat berbahaya yang terkandung dalam produknya di kemasan. Hal itu seperti yang terdapat dalam produk rokok.

Api melalap puluhan rumah milik warga Bukit Duri, RT 05 RW 12, Tebet, Jaksel pada Sabtu (16/10) dini hari. Selain harta benda yang lenyap, kini warga menghadapi persoalan mendasar, kebutuhan akan makanan.

Razia Indomie di Taiwan, memantik perhatian Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih. Meski kadar pengawet Indomie telah memenuhi standar yang berlaku internasional, Menkes tetap melarang memakan Indomie secara berlebihan.

Kasus penarikan produk Indomie di Taiwan tak menyurutkan niat Indofood untuk melakukan ekspor produk mi instan. Bahkan Indofood berniat memperbesar ekspor Indomie ke Taiwan karena sangat laku.

Indofood menyatakan bahan pengawet dalam produk Indomie tidak berbahaya dan sesuai standar internasional. Namun demikian, perseroan tidak menganjurkan untuk mengkonsumsi mi instan terlalu banyak.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) disentil sejumlah anggota Komisi IX DPR karena lambat melakukan sosialisasi terkait pencekalan Indomie di Taiwan. BPOM justru balik meminta dukungan DPR agar kewenangan dan anggarannya ditambah.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menjamin jika Indomie aman untuk dikonsumsi. BPOM pun siap bertanggung jawab jika Indomie membahayakan kesehatan.

Ekspor Indomie ke Taiwan sangat kecil hanya 2 hingga 5 juta pak per tahun, dari total kapasitas produksi Indomie yang mencapai 11 miliar pak per tahun.

Indomie sudah beberapa tahun dipasarkan ke berbagai negara. Dan selama ini belum ada satu negara pun yang menyatakan Indomie bermasalah kecuali Taiwan.

Para penggemar mi instan Indomie di Malaysia bisa menarik nafas lega. Kementerian Kesehatan Malaysia memastikan bahwa zat pengawet dalam Indomie yang diimpor dari Indonesia aman untuk konsumsi dan tidak akan menimbulkan risiko kesehatan.