Hakim Syarifuddin Umar, menjalani pemeriksaan lanjutan di KPK. Diperiksa sebagai saksi, hakim pengawas kepailitan tersebut kembali menolak menjawab pertanyaan yang diajukan penyidik.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ternyata sudah mengetahui M Nazaruddin sudah tidak lagi berada di Singapura. Namun pemerintah RI tetap berkominten untuk mencari tahu keberadaan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat (PD) itu.

Presiden SBY belum mendapatkan laporan mengenai hasil sementara upaya mendapatkan M Nazaruddin. Termasuk keberadaan terakhir tersangka kasus dugaan suap Wisma Atlet Kemenpora itu yang diduga tidak lagi di Singapura.

Jaksa Dwi Seno Wijanarko alias DSW melalui kuasa hukumnya menuding KPK telah berbohong soal barang bukti uang yang menjerat dirinya. Namun KPK membantah tudingan tersebut.

Dari Singapura, Muhammad Nazaruddin bebas melontarkan tudingan seputar aliran dana suap Kemenpora. Tudingan Nazaruddin tersebut akan ditindaklanjuti oleh KPK, jika disampaikan secara formal di depan penyidik.

Presiden SBY memerintahkan Polri untuk menangkap M. Nazaruddin. Perintah itu didasarkan atas pernyataan pimpinan KPK yang mengaku kesulitan mendatangkan tersangka kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games itu untuk mengikuti proses hukum.

KPK membenarkan Komjen Pol Ito Sumardi pernah bertemu dengan Deputi Penindakan KPK Ade Rahardja. Mereka membahas seputar kasus yang ditangani, bukan kuitansi jenderal.

KPK terus mengembangkan penyidikan terkait kasus penyuapan hakim dalam perkara PT Onamba Indonesia. Hari ini KPK memanggil Presiden Direktur PT Onamba Indonesia Toshio Shiokana untuk diperiksa sebagai saksi.

KPK kembali menangkap seorang hakim. Dia adalah Imas Dianasari, hakim adhoc PHI Bandung, Jawa Barat. Sosok pengadil ketiga yang dibekuk KPK karena kasus dugaan suap dalam setahun terakhir.

KPK membenarkan adanya operasi penangkapan seorang hakim. KPK menyatakan terdapat hakim berinsial ID yang ditangkap bersama pegawai swasta berinisial OJ.