Selain lamban, Polisi tidak kompak dalam memberikan pernyataan mengenai kasus penusukan siswa SMA Pangudi Luhur Raafi Aga Winasya Benjamin. Lambannya sikap kepolisian pun mengundang kecurigaan.
Ada yang berbeda dari kasus Raafi Aga Winasya Benjamin, siswa SMA Pangudi Luhur yang tewas ditusuk di Shy Rooftop, Kemang, Jakarta Selatan. Entah kenapa, polisi seperti tidak seiya-sekata soal kasus yang menghebohkan itu.
Polisi tidak kompak soal kronologi penusukan Raafi Aga Winasya Benjamin (17), siswa SMA Pangudi Luhur. Satu pejabat bilang tidak ada pertengkaran sebelum penusukan terjadi. Sementara pejabat polisi lainnya menyebutkan sebaliknya.
Kasus penusukan siswa Pangudi Luhur, Raafi Aga Winasya Benjamin (17) terus diselidiki. Selain mencari pelaku, polisi juga tengah memeriksa prosedur pemeriksaan KTP di Shy Rooftop yang bisa meloloskan anak umur 17 tahun masuk ke sana.
Polisi kesulitan mencari pelaku penusukan Raafi Aga di Shy Rooftop, Kemang, karena minim alat bukti dan saksi. Polisi menyayangkan tidak adanya tindakan penggeledahan yang dilakukan manajemen Shy Rooftop pada saat kejadian.
Pelaku penusukan terhadap Raafi Aga Winasya Benjamin (17) terus dikejar. Bermacam spekulasi pun menyebar, mulai dari isu anak petinggi Polri hingga anak pejabat. Namun polisi tegas membantah isu itu.
Polisi memastikan tidak ada motif dendam dalam pembunuhan siswa SMA Pangudi Luhur Raafi Aga Winasya Benjamin (17). Polisi menegaskan pembunuhan terjadi karena spontanitas.