Kondisi ekonomi Indonesia menentukan pemenang Pemilu 2009. Hipotesis ini merupakan hasil survei nasional Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pada bulan Desember 2008.

Meningkatnya swing voter dipicu konflik dan perpecahan mayoritas partai politik. Lebih parah lagi sikap golput di mana prediksinya bisa mencapai sekitar 40-50% persen dari jumlah pemilih.

Swing voter (pemilih non-partisan) yang harus diantisipasi. Data yang dipublikasi LSI menyebutkan jumlah swing voter pada pemilu 2009 sekitar 33%, 22% swing voter negatif, dan 11% yang positif.

KPU mewacanakan untuk melakukan akreditasi pada lembaga hitung cepat (quick count). Rencana ini ditolak oleh Forum Peneliti Opini Publik, gabungan dari peneliti opini publik dari lembaga riset opini publik dan sejumlah peneliti dari universitas di seluruh Indonesia.

PDIP akan membuat iklan untuk mengaet pemilih untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2009. Namun partai  ini mengaku tidak akan mengikuti format iklan PKS yang mengundang kontroversi.

Mantan Ketua Umum Golkar Akbar Tandjung memperingatkan kemungkinan swing voter Golkar akan pindah ke lain hati. Terutama pindah ke partai-partai yang di dalamnya terdapat mantan tokoh Golkar.

Status tersangka yang ditetapkan KPK terhadap Aulia Pohan, tidak hanya membawa efek positif bagi SBY. Partai SBY, Demokrat, juga ikut kecipratan citra positif atas komitmen presiden RI itu terhadap pemberantasan korupsi.

LSI menyatakan swing voter Partai Demokrat meningkat mengungguli partai-partai lain. Hal ini dinilai karena swing voter tersebut adalah penerima BOS dan BLT.

Swing Voter (pemilih non partisan) Partai Demokrat melonjak dan melampaui partai politik lainnya. Salah satu sebabnya karena PD dinilai relatif lebih dari parpol lainnya.

Dalam laga terakhir putaran pertama Liga Super Indonesia, PSM Makassar hanya memperoleh satu poin saat menjamu Persib Bandung di Stadion Andi Matalatta, Sabtu (15/11/2008). Kedua tim berbagi skor 1-1.