Lembaga Survei Nasional (LSN) membeberkan hasil surveinya. Elektabilitas JK-Wiranto justru terus meningkat, sementara SBY-Boediono justru turun. LSN pun memprediksi pilpres akan berlangsung 2 putaran.

Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang menempatkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono di posisi teratas dengan perolehan 70 suara dinilai kurang wajar.

Lembaga Riset Informasi (LRI) menyatakan Pilpres akan  berlangsung dua putaran. Perolehan suara SBY diperkirakan mencapai 33 persen, JK 29 persen dan Megawati 20 persen.

Kenapa nggak sekalian satu persen saja? Golkar dan Hanura saja jika digabung 20 persen, dan kita kenal Golkar dan Hanura itu pendukungnya setia, masa hanya dapat 7 persen? Ini sama saja menghina masyarakat Sulawesi Tengah. Penduduk Sulteng sendiri 2,5 persen dari pemilih. Belum lagi Sulsel dan daerah-daerah lain.

Alhamdulillah dalam survei yang dilakukan LSI SBY-Boediono tetap yang teratas dengan angka 70 persen lebih. Alhamdulillah masyarakat kita masih memberikan apresiasi kepada kinerja SBY selama 5 tahun ke belakang.

Kenapa tidak sekalian saja 99 persen. Sekarang sudah keluar di media, jangan-jangan ada pesan sponsor. Yang obyektif saja. Kita punya alat ukur kita sendiri yang dilakukan pihak internal.

Survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) tidak hanya menunjukkan tingkat keterpilihan SBY-Boediono melejit menjadi 70 persen. 50 Persen lebih pendukung Partai Hanura, Gerindra, dan Golkar memilih pasangan tersebut.

Meski hasil survei LSI dicibir oleh lawan politiknya, Partai Demokrat (PD) bergeming. PD tetap mengucap syukur pasangan SBY-Boediono menang telak dibanding dua pasangan capres lainnya dalam survei tersebut.

Protes atas hasil LSI menyebutkan pasangan SBY-Boediono unggul satu putaran, meraup 70 persen suara di Pilpres terus berlanjut. Setelah JK, giliran Prabowo yang memprotesnya.

Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) menempatkan pasangan capres-cawapres JK-Wiranto hanya mendapatkan 7 persen dari perolehan suara. Atas hasil tersebut, bagaimana tanggapan JK?