Penurunan harga BBM seharusnya tidak dicicil, melainkan langsung dalam besaran yang signifikan. Penurunan yang sedikit membuat pengusaha ragu untuk menurunkan harga produk atau jasanya.

PAN saat ini dipimpin oleh Soetrisno Bachir, seorang pengusaha asal Pekalongan. Pada masa awal tahun 2008, Soetrisno sempat mengagetkan ketika mendominasi kampanye pencitraan dirinya di layar-layar televisi Indonesia.

Permintaan Pertamina agar nilai alpha distribusi BBM subsidi dinaikkan menjadi 12,5 persen dinilai kekanak-kanakan oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

Pemerintah berencana mempercepat program konversi minyak tanah ke elpiji dari 2010 ke 2009. Langkah ini dinilai tidak realistis, karena kelangkaan elpiji di sejumlah daerah belum juga selesai.

Pemotongan besar-besaran produksi OPEC rupanya tidak langsung berpengaruh mencungkil harga minyak. Dampaknya diperkirakan baru terasa satu bulan lagi.

Komisi VII DPR, Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) dan Tim Pengawas Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (TP2LS) serta pihak dari PT Minarak Lapindo Jaya mengadakan rapat. TP2LS menuntut pemerintah menyelesaikan masalah sosial secara persuasif.

Korban lumpur Lapindo diimbau untuk tidak melaksanakan niatnya menduduki Bandara Juanda, Surabaya. Selain akan sangat merugikan masyarakat umum, mereka juga akan kehilangan simpati dari masyarakat.

Dengan harga baru Premium sebesar Rp 5.500 per liter, pemerintah justru meraup untung Rp 500 per liter karena harga keekonomiannya hanya Rp 5.000 per liter.

Jeda waktu antara pengumuman dan realisasi penurunan harga Premium dinilai justru membuat kondisi kacau balau. SPBU memilih mengosongkan stoknya sebelum harga Premium turun.

Beredar isu Soetrisno Bachir alias SB yang juga ketua umum DPP PAN rugi Rp 3 triliun akibat jatuhnya pasar saham. Bila ini benar terjadi, PAN diyakini tidak akan terpengaruh.