Operator seluler XL Axiata bersama vendor jaringan Ericsson coba mengawinkan teknologi seluler 4G dengan akses WiFi. Hasilnya? Wuzz... Internetan lewat ponsel bisa ngebut sampai 300 Mbps.

Operator A menegaskan, kami yang pertama menggelar LTE. Sedangkan B lebih santai dan berkata, saat ini kecepatan LTE hanya 35 Mbps, ngapain buru-buru. Sementara kata C, babak kedua LTE adalah carrier aggregation, kami yang pertama menerapkan teknologi tersebut.

Pengembangan teknologi 5G tak lagi sebatas simulasi-simulasi lagi. Generasi lanjutan 4G ini kini mulai dijajal secara live di dunia nyata, dan yang mengesankan adalah kecepatannya yang mampu menembus angka 3,6 Gbps!

Jika negara lain seperti Jepang dan Korea Selatan tengah siap-siap menyambut kehadiran 5G, kita di Indonesia kembali harus bersabar dan menikmati 4G terlebih dahulu.

Era di mana seluruh benda di sekitar kita akan terhubung dengan Internet sudah semakin dekat. Yang menjadi faktor kunci untuk tren Internet of Things (IoT) ini adalah kehadiran teknologi jaringan 5G.

Smartfren sangat yakin dengan kualitas perusahaan vendor ZTE yang dipercaya untuk mempersiapkan jaringan 4G LTE di Indonesia. Dengan pengalaman yang dimiliki ZTE, Smartfren yakin bisa merajai jaringan 4G.

Salah satu perusahaan di China, ZTE kini tengah mengebut mempersiapkan jaringan 5G. Perusahaan telekomunikasi yang bekerja sama dengan Smartfren di Indonesia ini menjadi perusahaan pertama yang menggarap jaringan 5G.

Softbank -- operator seluler di Jepang -- tengah bersiap untuk pemanasan 5G di Negeri Matahari Terbit tersebut. Layanan tersebut siap dikomersialkan pada awal tahun 2015.

Ericsson membeberkan prediksi penggunaan data pada 5 tahun mendatang, yakni tahun 2020. Pada saat itu, pengguna ponsel bisa mengkonsumsi data sampai 3.000 TB per bulannya.

Operator di Norwegia punya strategi yang unik. Mereka lebih memilih untuk lebih dulu mematikan 3G ketimbang 2G. Strategi ini ternyata untuk melawan para pemain OTT.