Tak ada TPS khusus di rumah sakit Kabupaten Lumajang, ratusan pasien dan keluarganya gagal menggunakan hak pilihnya. Merekapun kehilangan hak suaranya alias Golput.

Partai Amanat Nasional (PAN) kalah telak di TPS 105 tempat Ketua Umumnya, Sutrisno Bachir, menyontreng. Dari 112 penyontreng, PAN hanya memperoleh 6 suara.

Perhitungan surat suara untuk DPR di TPS 37, Kebagusan, sempat bermasalah. KPPS menghitung dobel jumlah suara partai dan  caleg dalam form C2 (tabulasi manual).

Di TPS 01 yang berdekatan dengan rumah masa kecil SBY di Pacitan tersebut, Partai Demokrat mendulang 320 suara dari jumlah pemilih 402 orang. Golkar hanya mampu merebut 6 suara.

Dominasi Partai Demokrat  tidak berlaku di TPS 47, Jatimakmur, Bekasi. PKS unggul jauh di TPS tempat Hidayat Nur Wahid mencontreng tersebut.

Hampir 50 persen pemilih di TPS No 23 Kelurahan Lebak Gede, tempat Wagub Dede Jabar mencontreng memilih golput. Dari 178 pemilih yang terdaftar, hanya 92 pemilih yang menggunakan hak pilihnya. Partai wagub yaitu PAN pun keok.

Entah iseng atau tidak, seorang yang mengaku golput ternyata ikut menyalurkan hak politiknya di TPS 37, Kebagusan, Jakarta Selatan.

Mbah Liswati (65), warga Desa Benelan Kidul Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, tewas dibilik suara saat akan menyontreng di TPS 06. Setelah dipastikan terkena serangan jantung, jenazah dimakamkan.

Seorang anggota KPPS 5 Batukuning Kecamatan Baturaja Barat Rasuan, OKU, Sumsel, dilaporkan warga telah mencontreng lebih dahulu sebelum diserahkan kepada pemilih. Saat pemilih  membuka surat suara sudah dicontreng caleg nomor 7 Partai Golkar.

Ketika petugas KPPS membacakan perolehan suara yang didapat PDIP, sekelompok bocah yang rata-rata masih berumur 6 tahun itu pun bersorak.