Koalisi pengusung Capres SBY-Boediono di Jerman merapatkan barisan menjelang Pilpres. PD dan PKS di Jerman yakin akan memenangkan jago mereka di negara Angela Markel ini.

Secara bergantian para elit parpol anggota koalisi turut dalam safari kampanye SBY. Meski terdaftar sebagai jurkamnas mereka tidak naik ke panggung kampanye dan berorasi. Apakah mereka tidak percuma diikutkan?

Pencopotan nama Ruhut Sitompul dan Ahmad Mubarok sebagai jurkamnas SBY-Boediono tidak lepas dari upaya pemenangan Pilpres 2009. Dua pejabat teras PD itu dinilai mudah selip lidah yang dikhawatirkan bawa akibat fatal.

Aliansi Wanita PAN (AWAN) menyatakan mendukung Mega-Prabowo. Sekitar 800 ribu orang kadernya akan dikerahkan memenangkan kontestan Pilpres 2009 yang tidak didukung PAN itu.

Survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) tidak hanya menunjukkan tingkat keterpilihan SBY-Boediono melejit menjadi 70 persen. 50 Persen lebih pendukung Partai Hanura, Gerindra, dan Golkar memilih pasangan tersebut.

Sadar kompetisi akan berlangsung berat, tim sukses SBY-Boediono tidak memasang target perolehan suara yang terlalu telak pada Pilpres 2009. Hanya 58 % dari total jumlah pemilih.

Pimpinan partai politik anggota koalisi pendukung pasangan SBY-Boediono untuk kali pertama mengadakan pertemuan dalam forum kerja. Partai Demokrat (PD) mengumpulkan mereka dalam kegiatan bertajuk Silahturahmi Nasional (Silatnas).

Perlu ada sikap tegas dan bila perlu penertiban terhadap sejumlah parpol anggota koalisi pendukung SBY. Perilaku politik yang mereka tunjukkan dua pekan terakhir sama sekali tidak mencerminkan ada komitmen kuat untuk benar-benar mendukung SBY-Boediono.

Hasil survei internal PKS yang menyatakan pasangan SBY-Boediono masih berpotensi menang dibanding 2 kandidat lainnya diprotes tim kampanye JK-Wiranto. Jubir tim ini Poempida Hidayatulloh menilai bocoran PKS itu bisa ditafsirkan macam-macam.

Banyaknya kader partai yang 'membelot' dalam pemberian dukungan capres-cawapres tertentu dinilai karena kesalahan elit. Keputusan koalisi diambil semata-mata karena kepentingan, bukan berasal dari aspirasi pendukung.