Grebeg Keraton merupakan upacara adat di Daerah Istimewa Yogyakarta yang diadakan sebagai kewajiban sultan untuk menyebarkan serta melindungi agama Islam. Nama grebeg sendiri berasal dari peristiwa miyos atau keluarnya dari dalam istana bersama keluarga dan kerabatnya untuk memberikan gunungan kepada rakyatnya.
Upacara adat ini dilaksanakan tiga kali dalam setahun, yaitu Grebeg Mulud yang bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW, Grebeg Syawal yang diselenggarakan pada tanggal 1 Syawal, dan Grebeg Besar yang berkaitan dengan peringatan Hari Raya Iedul Adha.
Proses upacara adat ini diawali dengan arak-arakan para prajurit keraton yang mengelilingi Keraton Yogyakrta. Setelah itu, gunungan dibawa ke Masjid Gede di Alun-Alun Utara. Gunungan yang berisi oleh hasil pertanian, seperti kacang panjang, sayur-mayur, cabai merah, dan jagung, nantinya akan menjadi rebutan oleh masyarakat Yogyakarta juga wisatawan yang ada di lokasi upacara adat. Rebutan gunungan ini diartikan sebagai simbol komunikasi kultural antara raja dengan rakyatnya.
Untuk bisa sampai di keraton, Anda dapat menggunakan segala jenis kendaraan. Bagi Anda yang menggunakan transportasi umum, Anda bisa menggunakan Trans Jogja trayek 1B, 2A, 2B, dan 3A dari halte-halte terdekat dengan membayar Rp3.000 dan turun di Halte Kantor Pos Besar. Dari halte, kemudian Anda bisa melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaku atau menggunakan becak untuk sampai di kawasan keraton.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta
Jln. Malioboro No. 56, Yogyakarta
Telepon : (0274) 587486
Faksimili: (0274) 565437
Senin, 26 Sep 2011 14:51 WIB