Hartati Murdaya mungkin bisa sedikit bernafas lega. General Manager PT Hardaya Inti Plantation, Totok Lestiyo pasang badan, dengan menyebut pemberian uang ke Amran atas perintah dirinya, tanpa sepengetahuan Hartati.

Kehadiran Hartati Murdaya di sidang kasus suap Buol sore ini diwarnai isak tangis pemilik PT Hardaya Inti Plantation (HIP) tersebut. Sidang pun sempat diskors sementara waktu.

Jaksa KPK hari ini memutar rekaman sadapan pembicaraan antara Hartati Murdaya dengan Arim, financial controller PT Hardaya Inti Plantation. Dalam rekaman sadapan itu, Hartati memberi instruksi kepada Arim untuk menyelesaikan persoalan lahan di Buol.

Hartati Murdaya memenuhi panggilan jaksa KPK sebagai saksi sidang kasus suap untuk bupati Buol dengan terdakwa pegawai Hardaya Inti Plantation Yani Anshori. Mantan anggota dewan pembina Partai Demokrat ini datang memakai baju tahanan.

Hartati Murdaya, dijadwalkan menjadi saksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) siang ini. Hartati bersaksi untuk 2 terdakwa yakni Gondo Sudjono Notohadi Susilo, dan Yani Anshori.

Corporate Treasury PT Central Cipta Murdaya, Kirana Wijaya menyebut Bupati Buol, Sulawesi Tengah, Amran Batalipu meminta uang ke perusahaan milik Siti Hartati Murdaya, PT Hardaya Inti Plantations.

Penjenguk Hartati Murdaya membeludak. Bahkan hingga jam besuk berakhir, pukul 12.00 WIB, masih ada pengunjung yang mengantre untuk menemui Hartati.

Amran Batalipu, tersangka kasus suap penerbitan HGU perkebunan di Buol, Sulawesi Tengah, sebentar lagi akan duduk sebagai terdakwa. Berkas perkara bupati Buol non aktif ini sudah dinyatakan lengkap.

KPK akan memperpanjang masa penahanan selama 40 hari kepada Hartati Murdaya, tersangka dalam kasus suap Bupati Buol Amran Batalipu. Namun Hartati menolaknya.

Tersangka pemberi suap kepada Bupati Buol Amran Batalipu, Hartati Murdaya, diperiksa penyidik KPK lagi. Sang pengacara menyebut kliennya dikelabui Direktur PT HIP, Totok Lestiyo dan Manajer Financial Controller PT HIP, Arim.