Kepada tetangganya yang berada di Jalan Pejaten, Jakarta, Amaryanto, bos Mira Sartika (27), mengaku dosen ITB. Namun pihak Institut Teknologi Bandung (ITB) merasa asing dengan bos dari alumnus Unpad yang dinyatakan hilang oleh keluarganya tersebut.

Kepada tetangganya yang berada di Jalan Pejaten Jakarta, Amaryanto, bos Mira Sartika (27), mengaku dosen ITB. Namun pihak ITB merasa asing dengan bos dari alumnus Unpad yang dinyatakan hilang oleh keluarganya tersebut.

Terkait dengan temuan pohon beracun di Kota Bandung, Sekretaris Komisi C DPRD Kota Bandung Muchsin Al-Fikri menegaskan Dinas Pertamanan (Distam) Kota Bandung perlu meningkatkan pengetahuan seputar tanaman.

Apakah di Jakarta ada tanaman beracun yang bisa menyebabkan kelumpuhan seperti yang ditemukan di Bandung?  Dinas Pertamanan mengaku tidak tahu. Mereka juga tidak akan melakukan menyelidikinya.

Motif hilangnya Mira Sartika (27) masih misterius. Mira yang merupakan alumnus D3 Fakultas Ekonomi Unpad ini disebut-sebut sebagai penggagas Netting Program (NP). Hal ini berdasarkan profile mengenai Mira dalam sebuah tabloid BUMN pada Januari 2006 silam.

Mira yang merupakan alumnus D3 Fakultas Ekonomi Unpad ini disebut-sebut sebagai penggagas Netting Program (NP). Hal ini berdasarkan profile mengenai Mira dalam sebuah tabloid BUMN pada Januari 2006.

Bukan hanya di taman-taman kota, tanaman beracun juga berada di sepanjang Jalan kota Bandung. Meski demikian Distam lebih prioritas observasi di taman-taman yang banyak dikunjungi masyarakat.

Mira dikabarkan hilang sejak 2006 saat pergi ke Malaysia. Namun sejumlah pedagang di Pejaten, Jakarta Selatan, melihat Mira 6 bulan lalu.

Untuk mencari keberadaan Mira Sartika (27), pihak keluarga sempat mendatangi kantor tempat Mira bekerja. Bahkan keluarga pun sempat datang ke rumah pimpinan perusahaan Mira.

Selain melakukan observasi ke titik-titik yang ditumbuhi tanaman beracun, Dinas Pertamanan Kota Bandung juga akan lakukan konsultasi dengan universitas-universitas yang telah terlebih dahulu melakukan penelitian.