Gejolak pasar saham dan valas dalam negeri kembali terjadi. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah rontok lagi terseret arus global. Kondisi tersebut disebabkan oleh pelaku asing yang menarik dananya di pasar domestik dan memindahkan ke pasar berkembang.

Gerak rupiah masih fluktuatif dan sulit duduk tenang. Gejolak pasar finansial global dan tingginya harga minyak dunia membuat rupiah bergerak liar.

Kurs rupiah terhadap dolar AS, Rabu (12/3) sore turun tipis karena pelaku pasar melepas mata uang lokal itu, setelah dolar AS di pasar regional cenderung stabil terhadap yen.

Setelah terpuruk cukup dalam pada perdagangan Selasa kemarin (11/3/2008) rupiah kini mulai kembali unjuk kekuatan menyusul rebound-nya pasar finansial global.

Setelah terpelanting pada perdagangan pagi, rupiah perlahan-lahan mulai bangkit kembali. Meski demikian, kenaikan itu masih belum bisa mengembalikan rupiah di posisi awal.

Rupiah dihantui mimpi buruk pelemahan yang dramatis dalam dua hari terakhir. Rupiah pagi ini dengan cepat meluncur bebas ke 9.250-an per dolar AS.

Harga minyak dunia kian tak terkendali. Rekor baru terus tercipta yang akan membuat repot banyak negara karena melonjaknya dana pembelian minyak.

Dibandingkan dengan perdagangan pagi, rupiah kembali melemah diperdagangan sore ini. Bahkan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melebihi angka yang diprediksikan oleh pelaku pa

Mata uang rupiah masih dalam posisi aman meski akan terjadi aksi ambil untung. Rupiah akan bermain dikisaran yang cukup stabil di 9.060-9.080 per dolar AS.

Pedagangan akhir ini, rupiah tampil memukau dengan semakin mendekati angka Rp9.050 per dolar AS karena terkena imbang kebijakan BI rate 8 persen.