Para pengedar narkoba dan ganja seolah tidak pernah kehabisan akal untuk mengedarkan barang haram tersebut. Mereka bahkan memanfaatkan orang cacat untuk menjadi kurir atau penjual narkoba.

Wanita sering menjadi perantara atau kurir jaringan peredaran narkoba. Mereka mencoba mengelabui penegak hukum dengan cara menyembunyikan barang haram di organ kewanitaannya.

Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) dengan cara kampanye, itu biasa. Kali ini, Badan Narkotika Nasional (BNN) akan memperingatinya dengan nraktir nobar Piala Dunia.

Beragam cara penyelundup memasukan barang ke Indonesia. Mulai dari memakai perempuan sebagai kurir narkoba sampai dengan menggunakan penyandang cacat.

Penyelundupan narkotika kini bergeser dari jenis tanaman ke jenis narkotika sintesa. Salah satu alasannya, jenis sintesa seperti sabu dan ekstasi mudah dibuatnya.

Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya bekerjasama dengan Dinas Pendidikan membuat konsep kurikulum tentang narkoba untuk lingkungan sekolah. Hal itu untuk mengantisipasi meningkatnya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar.

Wewenang Badan Narkotika Nasional (BNN) kini diperkuat. Berdasarkan UU No 35/2009 tentang narkotika dan diperkuat Perpres No 25/2010 tentang BNN, disebutkan BNN adalah lembaga pemerintah non kementerian (LPNK) yang bertanggung jawab kepada presiden.

Seorang oknum BNN LD ditangkap aparat Kepolisian Resort Jakarta Barat. LD yang berpangkat AKP ditangkap karena diduga melakukan pemerasan.

Wong Chai Hock (25) dan Ong Beng Giap (27), ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang. Keduanya, warga Malaysia ditangkap karena kedapatan membawa sabu sebanyak 3 Kg.

Petugas Bea Cukai menangkap seorang warga negara India yang menyelundupkan Ketamine seberat 15 kg. Ketamine senilai Rp 15 miliar itu di simpan dalam sebuah tas koper berisi makanan dan dikemas dalam plastik perak.