Saksi sidang bom Thamrin mengaku pernah ke Filipina untuk latihan militer dan beli senjata. Namun, dia mengaku tidak tahu siapa yang memerintahkan. Kok bisa?
Jaringan teroris bom Thamrin gunakan aplikasi Telegram untuk berkomunikasi satu sama lain. Hal ini terungkap dalam persidangan lanjutan terdakwa bom Thamrin.