Ambisi besar dicanangkan Xiaomi untuk menaklukkan pasar mancanegara. Tapi sekarang mereka ingin fokus jualan pada beberapa negara saja, termasuk Indonesia.

Tahun 2014 tampaknya bukan tahun yang bagus buat Samsung. Sejumlah catatan buruk membuat jalan vendor asal Korea Selatan ini pun seperti terhuyung. Samsung harus beranjak, kalau tak ingin akhirnya terjungkal.

Rencana Samsung untuk memperluas pabriknya di Vietnam telah mendapat lampu hijau dari pemerintah setempat. Diperkirakan, Samsung akan memperluas basis produksinya dengan nilai investasi hingga USD 3 miliar di Negeri Paman Ho itu.

Ingat OnePlus One? Smartphone berspesifikasi mumpuni yang cuma dibanderol Rp 4,8 juta. Pembesutnya diisukan tengah menyiapkan penerusnya yang bakal punya spesifikasi lebih tinggi namun dibanderol lebih murah.

Belum lama berkecimpung di industri ponsel, Xiaomi mampu merangsek di posisi atas. Di kandangnya, China, Xiaomi kabarnya sudah menjadi produsen smartphone terbesar setelah menggusur posisi Samsung.

Untuk ukuran perusahaan baru Xiaomi memang terbilang fenomenal. Karena hanya butuh waktu 3 tahun bagi perusahaan China ini untuk meraih posisi ketiga sebagai produsen ponsel global. Intel pun mengatakan Xiaomi merupakan contoh next generation startup.

CEO Xiaomi Lei Jun berambisi sebagai vendor smartphone nomor satu dunia dengan menjungkalkan Samsung dan Apple. Tapi Apple tak terkesan dengan segala ambisi Xiaomi.

CEO Xiaomi Lei Jun punya ambisi bahwa perusahaannya itu akan jadi vendor ponsel terbesar di dunia dalam 5-10 tahun ke depan, mengalahkan Samsung dan Apple.

Hampir semua produsen gadget yang punya nama besar sampai kelas lokal telah merilis smartwatch. Begitu juga Xiaomi, Tapi sebelum meluncurkannya, perusahaan China ini menantang pengguna apa maunya.

Vendor Android nomor wahid di dunia, Samsung, mengumumkan akan mengurangi jumlah produksi smartphone di tahun 2015. Langkah ini dilakukan karena bisnis penjualan vendor asal Korea Selatan tesebut memburuk sepanjang tahun 2014.