Gunung Bromo di Probolinggo, Jawa Timur, kini berstatus Awas. Untuk mengantisipasi hal yang tidak diingkan, Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Probolinggo siap mendirikan posko di wilayah lereng Gunung Bromo.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur berjanji akan membayar ganti rugi harta benda masyarakat jika Bromo benar-benar meletus. Pemprov sudah menyiapkan dana penanganan bencana di kawasan itu.

Pemkab Pasuruan tidak menutup pintu masuk ke tempat wisata Gunung Bromo melalui Nongko Jajar. Kebijakan tersebut diambil karena wilayah Pasuruan yang dekat dengan Bromo merupakan dataran tinggi.

Pangkalan Udara TNI AU Abdulrachman Saleh memastikan wilayahnya masih aman digunakan transportasi penerbangan meski Gunung Bromo saat ini 'batuk'. Jaminan itu dipastikan dari hasil pengamatan alat ukur intensitas debu yang dimilikinya.

Pemkab Malang mengimbau masyarakat di dekat Gunung Bromo dan Gunung Semeru berhati-hati ketika melakukan aktivitas. Meski tidak begitu berdampak,  namun Pemkab memerintahkan Satlah untuk tetap siaga.

Kawasan Gunung Bromo diguyur hujan. Hujan turun selama 25 menit ini berpengaruh pada aktivitas vulkanik Bromo. Ini terlihat dari kepulan asap putih dan terlihat pekat keluar dari kawah gunung tersebut.

Bromo menunjukkan gejala 'batuk' beberapa hari terakhir. Namun syukurlah, Bromo tidak seberbahaya Merapi. Dampak letusannya diperkirakan hanya terasa di lautan pasir atau ruang terbuka di sekitar Bromo.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan Gunung Api Gunung Bromo mewaspadai aktivitas Bromo yang cenderung menurun, dibanding kemarin.

Kondisi Gunung Bromo yang diperkirakan akan terus meningkat, mendapat perhatian serius PVMBG. Untuk itu, PVMBG mengirimkan petugasnya ke Bromo untuk memantau langsung aktivitas gunung yang menjadi ikon pariwisata Jawa Timur.

Meski ada larangan memasuki kawasan bahaya Gunung Bromo, tetapi tetap saja ada yang nekat. Para wisatawan asing maupun lokal tetap nekat mendekat ke kawah Bromo.