Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri (BHD) memastikan penyebab kebakaran disertai ledakan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, akibat hubungan arus pendek. Tidak ada unsur kelalaian dalam peristiwa tersebut.

Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) meminta polisi tidak menutup-nutupi ledakan di Mako Brimob. Polri harus membeberkan apa sebenarnya yang terjadi.

Mabes Polri menyebut ledakan di Mako Brimob, Kelapa Dua sebagai low explosive. Namun ledakan yang terjadi Rabu (17/6/2009) pukul 02.15 WIB itu menimbulkan efek yang luar biasa parah. Bangunan itu hancur lebur.

Adanya ledakan di markas gegana Mako Brimob Kelapa Dua Depok, Jawa Barat tidak mempengaruhi penghuni rutan Brimob. Lokasinya yang jauh dari tempat ledakan tidak membuat penghuni dipindahkan.

Semua alat simulasi bahan peledak di Mako Brimob rusak akibat kebakaran dinihari tadi. Untunglah robot penjinak bom yang berharga mahal tidak disimpan di situ.

Mabes Polri menilai, gedung simulasi sekaligus tempat penyimpanan bahan peledak di Mako Brimob Kelapa Dua yang meledak tidak layak pakai. Suripto, anggota Komisi III DPR pun meminta agar gudang penyimpangan senjata direlokasi demi keamanan warga.

Bukan sembarang martabak yang diinginkan Jusuf Kalla (JK). Calon presiden (capres) Partai Golkar-Hanura ini ingin makan martabak dengan 3 telur. Sayang keinginan JK menyantap martabak sesuai nomor urut capresnya itu tidak kesampaian.

Gedung simulasi bahan peledak di Mako Brimob akan direlokasi. Bekas gedung akan disulap menjadi lapangan voli.

Mako Brimob akan memberikan ganti rugi kepada warga sekitar yang rumahnya rusak terkena ledakan pusat simulasi penjinakan bom milik Brimob. Warga yang luka terkena pecahan kaca pun akan dibiayai pengobatannya.

Berita soal ledakan dan kebakaran di objek-objek vital seakan menjadi konsumsi biasa hari-hari terakhir ini. Inteligen diminta superaktif menyelidiki peristiwa-peristiwa itu. Jangan-jangan, memang ada sabotase untuk mengganggu jalannya pilpres.