Dalam nota pembelaannya, Anas memprotes dakwaan dan surat tuntutan jaksa yang hanya fokus pada apa yang dia sebut 'sepertiga kongres Partai Demokrat'. Menurut Anas seharusnya jaksa menyasar seluruh kongres secara utuh.‎‎

Anas Urbaningrum mengkritik jaksa KPK yang mendasarkan surat tuntutan berdasarkan keterangan M Nazaruddin. Menurut mantan Ketum Demokrat ini, jaksa tidak bisa begitu saja mempercayai keterangan Nazar yang disebutnya sebagai pinokio.

Jaksa KPK mulai membacakan surat tuntutan untuk terdakwa Anas Urbaningrum. Penuntut umum pada awal pembacaan surat tuntutan menjabarkan mengenai bobot kualitas keterangan M Nazaruddin.

Tiga menteri dalam kabinet pemerintahan SBY ditetapkan sebagai tersangka dugaan korupsi. Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf menegaskan justru hal ini menunjukkan komitmen SBY sebagai presiden yang peduli dengan pemberantasan korupsi.

Menteri ESDM Jero Wacik resmi menyandang cap tersangka kasus pemerasan. Masuknya nama politisi PD ini menambah daftar menteri Kabinet SBY yang dijerat KPK, berikut 3 nama menteri ini:

Direktur Operasional PT Dutasari Citralaras, Ronny Wijaya, menyebut istri Anas Urbaningrum Atiyyah Laila pernah memiliki saham di perusahaannya.

Dalam persidangan lanjutan dengan terdakwa Anas Urbaningrum, mantan Wakil Direktur Keuangan Grup Permai, Yulianis menyebut ada pengeluaran uang perusahaan sebesar US$ 1 juta yang diberikan ke Marzuki Alie.

Mantan Wakil Direktur Keuangan Grup Permai, Yulianis menyebut ada pengeluaran uang perusahaan sebesar US$ 1 juta. Duit ini diberikan ke Marzuki Alie.

Mantan tenaga ahli M Nazarudin di DPR, Nuril Anwar, mengaku pernah mengambil uang ratusan ribu dollar AS saat Kongres PD di Bandung Mei 2010. Nuril diperintah mengambil duit US$ 500 ribu dari Wakil Direktur Keuangan Grup Permai saat itu Yulianis.

Mantan Wakil Direktur Keuangan Grup Permai Yulianis menyebut bekas atasannya Muhammad Nazaruddin juga menebar duit ke Andi Mallarangeng yang juga mencalonkan menjadi Ketum Partai Demokrat.