Jumlah jamaah haji asal Indonesia yang wafat di tanah suci hingga kini mencapai 169 orang. Jumlah ini telah melampaui jumlah tahun 2009 lalu sebanyak 150 jamaah.

Jamaah haji Indonesia yang wafat di Tanah Suci, sampai Jumat (19/11/2010), pukul 14.00 waktu Arab Saudi berjumlah 159 orang. Dari jumlah itu sebanyak 26 jamaah wafat di Mina.

PPIH melakukan sweeping ke tenda-tenda tempat menginap jamaah haji Indonesia di Mina. Sweeping dilakukan agar tidak ada jamaah atau pun barang milik jamaah yang tertinggal sebelum meninggalkan Mina.

Angin bertiup kencang, sesaat kemudian gerimis disertai hujan mengguyur Mina, Makkah. Sekitar lima menit butiran es sebesar kerikil turun mengawali hujan. Petir beberapa kali bersahut-sahutan.

Sungguh setan mengalir pada manusia sebagaimana jalannya darah (Hadis). Angin berhembus kencang saat kami berjalan di Terowongan King Fahad. Suara bus lalu lalang terus mendengung. Ratusan ribu jamaah haji mengalir menuju Mina.

Seorang jamaah kloter 4 embarkasi Banda Aceh (BTJ) Khamarul Hamza Bin Sulaiman wafat sesaat setelah terjatuh di toilet Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Makkah.

Jamaah haji yang memilih Nafar Awal, Kamis (18/11/2010) ini, mengakhiri mabit atau bermalam dan melontar jumroh di Mina. Jamaah melakukan mabit sejak Rabu (17/11/2010) malam.

Ribuan jamaah haji termasuk jamaah dari Indonesia lebih memilih melakukan mabit atau bermalam di dekat Jamarat. Mereka melakukan hal itu antara lain karena jarak maktab tempat mereka menginap dengan Jamarat terlalu jauh.

Jamaah haji saat ini masih berada di Mina untuk mabit atau bermalam dan melontar jumroh. Selama dua hari berada di Mina, hingga Rabu (17/11/2010), tercatat ada 8 jamaah yang meninggal karena sakit.

Melontar jumroh di Mina merupakan salah satu dari wajib haji. Wajib haji harus dikerjakan agar jamaah tidak dikenakan denda. Maka semua jamaah pun melakukan lontar jumroh. Karena macet, jamaah mau tidak mau berjalan kaki menuju Mina. Jalan kaki juga dilakoni Menag Suryadharma Ali.